PADANG -- Kota Padang memiliki beragam destinasi wisata yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Namun sebagian besar baru berupa destinasi yang bisa dinikmati siang hari. Belum kumplit, membuat wisatawan menjadi tidak punya banyak pilihan.
"Biar lebih kumplit, akan lebih baik jika Padang juga menyediakan destinasi-destinasi menarik yang bisa dinikmati pada malam hari," ujar Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Sumatera Barat, Nasirman Chan, dalam sebuah wawancara dengan awak media nasional, di Padang, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan penelusuran Astindo, ungkap owner Limbubu Tour & Travel yang akrab disapa "Aciak" ini, boleh dikatakan tidak ada atraksi seni dan budaya di Padang pada malam hari. Alhasil, wisatawan menjadi tidak punya banyak pilihan.
Adapun destinasi yang bisa dinikmati wisatawan pada malam hari di Padang baru berupa landmark atau tugu-tugu di beberapa titik, sebagian besar berada di kawasan wisata Pantai Padang. Biasanya wisatawan memanfaatkan destinasi tersebut sebagai latar belakang foto bersama atau berswafoto, sebagai pertanda berkunjung ke Padang.
Atraksi Seni Budaya Tampil Reguler
Bertolak dari kondisi ini, menurutnya pemerintah daerah sebaiknya mengupayakan adanya destinasi yang bisa dinikmati wisatawan pada malam hari. Salah satunya dengan mengemas atraksi seni dan budaya yang bisa tampil secara reguler pada siang dan malam hari, seperti halnya di "Pulau Dewata" Bali.
BACA JUGA: Maret Mendatang, ASTINDO TRAVEL FAIR 2020 di Plaza Andalas Padang!
Jika sudah lebih kumplit, salah satunya jika pemda menyediakan destinasi wisata malam hari, maka perusahaan jasa perjalanan wisata juga bisa menjual paket wisata yang menarik pada malam hari kepada wisatawan.
Ia bercerita sedikit tentang pengalamannya selama ini, yakni ketika wisatawan ingin menikmati suasana malam di Kota Padang. Nah, adanya keinginan wisatawan yang seperti itu, perusahaan jasa perjalanan wisata jelas merasa kelimpungan dan bingung mau jawab apa. Sebab realitanya, tidak banyak destinasi menarik pada malam hari di Kota Padang yang bisa ditawarkan kepada mereka.
Hanya untuk Tamu Pemda
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat Maulana Yusran, mengatakan, sebenarnya peluang untuk membuat atraksi seni dan budaya pada malam hari itu terbuka lebar karena jumlah kelompok kesenian di Padang cukup banyak.
Selama ini, ungkap Maulana, yang bisa menyaksikan seni budaya Minangkabau itu terbatas tamu-tamu pemerintahan semata. Sementara wisatawan yang datang secara mandiri terkesan tidak terlayani.
"Sayang sekali kalau kita punya potensi besar, tetapi hanya untuk tamu-tamu pemerintahan saja. Lebih baik sanggar dan kelompok kesenian itu juga diarahkan agar melakukan pertunjukan bagi wisatawan secara umum baik siang maupun malam," katanya.
Terganjal Pengelola Parkir Liar
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Padang, Junie Nursyamza, menyebut, atraksi seni dan budaya untuk wisatawan pada malam hari sebenarnya juga menjadi perhatian Pemerintah Kota Padang.
Pihaknya pernah mencoba memanfaatkan area Simpang Kinol Kawasan Kota Tua untuk atraksi malam tersebut, namun terganjal adanya penolakan, terutama dari pengelola parkir liar yang berasal dari warga setempat.
Ke depan, tambah Junie, akan dijajaki kembali lokasi lain yang dinilai cocok untuk atraksi wisata pada malam hari di Padang. Salah satu alternatif yakni di Taman Budaya Padang, yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan rehab total.
(*/ede)