TANAHDATAR, SUMBAR -- Pemuda merupakan calon pemimpin yang akan meneruskan roda estafet pembangunan bangsa dan negara dimasa datang. Karena itu tentunya para pemuda harus mempunyai kelebihan yang bisa diandalkan ataupun bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma di hadapan tim penilai Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Tahun 2019 yang diketuai Kepala Bidang Kepeloporan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) Sopti Popiyati bersama Fati Amalya serta Edwarsyah Ramli dari Dinas Pemuda Olah Raga Sumbar serta Kadis Parpora Tanah Datar Abdul Hakim, Kadis Dikbud Riswandi dan undangan lainnya, Senin (9/9/2019), di Puncak Mortir Nagari Pariangan.
Wabup Zuldafri juga menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas keberhasilan salah satu putra Tanah Datar untuk berlomba ditingkat nasional untuk menjadi pemuda pelopor. “Alhamdulillah, di tahun 2019 ini adinda Muhammad Husen mampu menuju pentas nasional dalam ajang lomba pemuda pelopor di bidang pendidikan, semoga bisa menjadi terbaik nasional seperti tahun 2017 lalu yang ditorehkan Andri,” sampainya.
Namun yang terpenting, tambah Wabup Zuldafri, kegiatan yang dilaksanakan Muhammad Husen mampu memberikan dampak positif bagi lingkungannya. “Adinda Husen dalam Yayasan Sumatera Volunter mengembangkan kelompok belajar bagi anak-usia sekolah, remaja sampai ke masyarakat umum dalam program pembelajaran bahasa inggris yang tentunya sangat bermanfaat sekali terutama bagi anak-anak usia sekolah. Ini harus diapresiasi dan dukung bersama,” tambahnya.
Wabup Zuldafri berharap, prestasi yang diraih M. Husen bisa menjadi motivasi dan contoh bagi generasi muda lainnya di Tanah Datar. “Kegiatan ini hendaknya tidak menjadi acara seremonial belaka, namun hendaknya kontinu dilaksanakan dan memberikan dampak nyata sehingga merangsang lahirnya pemuda dan pemudi pelopor lainnya di Tanah Datar,” tukasnya.
Selepas itu ketua tim penilai Sopti Popiyati menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk menggelorakan semangat, menemukan dan mengenali pemuda yang berpotensi untuk menjadi pelopor. “Dengan iven ini diharapkan semakin banyak bermunculan pemuda tangguh yang mempunyai kemampuan merintis jalan, lakukan terobosan, dan mampu keluar dari berbagai permasalahan,” katanya.
Ketua tim yang disapa Popi menyampaikan bidang kepeloporan yang dipelombakan, yakni bidang pendidikan, agama, sosial dan budaya, pengelolaan SDA, bidang lingkungan dan Pariwisata serta bidang pangan dan bidang inovasi teknologi. “Secara pribadi saya lihat dan sampaikan apresiasi terhadap Sumatera Barat yang dalam iven ini selalu antusias dan selalu kirimkan utusannya. Ini menandakan dukungan pemerintah daerah sangat bagus untuk kegiatan ini,” ujarnya.
Namun, tambah Popi, penilaian ini baru tahap awal untuk menuju nasional. “Setelah peninjauan langsung ini tentu akan diberikan penilaian sesuai temuan langsung di lapangan. Dan kalau sudah ada panggilan untuk presentasi di pusat, baru bisa dikatakan masuk lomba tingkat nasional pemuda pelopor tahun 2019 ini,” pungkasnya.
Sementara Muhammad Husen dalam paparannya menyampaikan program belajar bahasa Inggris gratis untuk anak-anak dan pemuda ini adalah bentuk rasa cinta kampung halaman.
Dituturkan Husen asal Lima Kaum ini, saat bekerja di Pulau Bali dirinya pernah melakukan perjalanan ke Sumba Nusa Tenggara Timur dan melihat kondisi pendidikan di sana yang masih kurang memadai.
“Ini menjadi titik balik saya, meninggalkan pekerjaan di Bali dan pulang kampung membangun kampung halaman tahun 2014 yang lalu. Saya terinspirasi wejangan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, tugas manusia tidak hanya menjadi manusia itu sendiri tetapi bisa berguna untuk manusia lain. Maka saya ciptakan metode pendidikan akar rumput, sebuah pola pendidikan sesuai karakter daerah setempat, ingin anak-anak di sini bisa berbahasa Inggris dengan metode pelajaran yang menyenangkan” sampai Husen.
Disampaikan melalui Yayasan Sumatera Volunteer yang Husen dirikan, juga merangkul sukarelawan, organisasi dan mahasiswa magang dari dalam luar negeri.
“Kita punya program Asian Youth Camp yang mengundang pemuda untuk bergabung di Pariangan ini, belajar bahasa Inggris sekaligus mengenal budaya Minangkabau, dengan peserta dari Indonesia sendiri, negara Asean bahkan dari Eropa seperti Belanda dan Italy,” ungkap peraih Penghargaan Tokoh Muda Inspiratif Minang tahun 2016 ini.
Tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris, Husen dan tenaga sukarelawan lain juga mengkampanyekan peduli lingkungan dengan fokus pengurangan sampah plastik.
“Kita juga ajak masyarakat cinta lingkungan dengan melakukan aksi bersih sampah plastik di objek wisata, aksi bersih pantai, workshop dan pemberian bantuan tong sampah. Ini sudah dilakukan di beberapa tempat di Sumatare Barat ini,” pungkasnya.
(rel/ede)