Kegiatan ini diikuti lebih kurang sebanyak 1.300 lebih warga yang tercatat sebagai penerima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di kecamatan tersebut.
Dalam sambutannya Wawako Hendri Septa mengatakan, PKH merupakan upaya pemerintah memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin sekaligus cikal bakal pemgembangan sistem pelayanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial.
"Melalui PKH sebagai bantuan non tunai bersyarat akan membantu kaum ibu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada generasi muda di bidang kesehatan dan pendidikan. Utamanya balita, anak usia sekolah SD, SMP dan SMA sederajat serta disabilitas dan lansia," sebut wawako dalam sambutannya.
Ia mengatakan, seperti diketahui Program PKH di Kota Padang masuk pada triwulan keempat tahun 2014 dengan jumlah rumah tangga sangat miskin (RTSM) sebanyak 5.116 RTSM yang tersebar di 11 kecamatan dan 104 kelurahan.
Lanjutnya, adapun salah satu keberhasilan PKH adalah tergraduasinya KPM PKH sebagai penerima manfaat secara mandiri atau dengan keinginan sendiri karena sudah mampu secara ekonomi. Dimana untuk Kecamatan Bungtekab tahun 2014 terdapat 375 KPM, lalu 2016 ditambah kuota 306 KPM dan di 2019 ini bertambah kuota 697 KPM.
"Jadi, di Kecamatan Bungtekab sampai saat ini terdapat 1.333 KPM, sehingga yang sudah graduasi dari 2014-2019 sebanyak 45 KPM. Maka itu atas nama Pemerintah Kota Padang saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak khususnya Kemensos RI yang telah memberikan perhatian besar kepada masyarakat di Kota Padang melalui PKH ini."
"Kami tentu berharap kepada masing-masing penerima bantuan PKH untuk dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan semangat kemandirian. Karena, kunci keberhasilan dari setiap usaha adalah keinginan untuk maju, sebab bantuan dari pihak lain hanyalah stimulus atau penopang dari usaha yang kita lakukan. Selamat bagi kita semua dan selamat mengikuti jalan santai sambil silaturrahim bersama," pungkas Hendri Septa.
(rel/ede)
