"Alhamdulillah, terima kasih Bapak Pangdam beserta Jajarannya," ungkap Esa, panggilan akrab Maidestal Hari Mahesa di Padang, Senin (8/7/2019).
Akan tetapi, Esa berharap dan menyarankan kepada Wali Kota Padang beserta jajaran agar dapat memikirkan ke depannya untuk menempatkan barang bernilai sejarah tersebut dan sangat mempunyai daya tarik wisata tersendiri ini ke lokasi baru untuk pengembangan wilayah Kota Padang dan menjadi tujuan wisata baru dan tentunya juga daerah tersebut juga yang cocok dengan benda sejarah tersebut.
"Ini juga tentunya akan berdampak, selain kepada Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan nanti juga berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Tentunya juga harus berlandaskan RTRW Kota Padang yang baru, termasuk bagian pariwisatanya," ujarnya.
Menurut Esa, pantai Padang sudah semakin padat jalur lalu lintas dan kunjungannya. Oleh sebab itu, hal ini juga harus dipikirkan dan dikaji kembali oleh Pemko Padang.
"Lihat saja keadaan sekarang jika kadang pagi, rutin jika sore, apalagi menjelang malam, macetnya luar biasa. Belum lagi nanti di dekat sana ada sebuah masjid megah yang akan berdiri, yang mana tempat parkirnya pun sangat kecil. Perempatan jalan tentunya akan menimbulkan kemacetan luar biasa. Apalagi malam di sana, parkir kendaraan dibeberapa lokasi di seputaran wilayah tersebut cukup padat," pungkasnya.
Belum lagi, ungkap Esa, di ujung jalannya di dekat jalur Simpang Hangtuah, masih bottle neck yang jalur duanya terbengkalai dan tidak bisa terselesaikan oleh Pemko Padang sudah bertahun-tahun.
"Kita berharap dan menyarankan kepada Pemko Padang agar memikirkan bagaimana dengan pengembangan, peningkatan, pemerataan pembangunan sarana prasarana pembangunan masyarakat pinggiran kota lebih cepat yang tentunya nanti berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat di kecamatan lainnya. Pembangunan merata, semoga masyarakat Kota Padang semakin sejahtera," pungkasnya.
(yhy/ede)
