FESTIVAL sensasional yang menyajikan 10.000 makanan khas Tionghoa, "bakcang ayam" dan 10.000 makanan khas Minangkabau "lamang baluo" yang digelar mulai tanggal 6 hingga 7 Juni 2019 di kawasan Kota Tua Batang Arau, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, secara umum berjalan sukses dan meriah.

Tak sekedar meramaikan libur lebaran bagi wisatawan lokal maupun mancanegara selama berada di Kota Bingkuang, festival unik yang memadukan kebudayaan Minang dan Tionghoa ini bahkan mampu memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia atau MURI.

Rekor MURI itu diserahkan Senior Manager MURI Awang Raharjo di hari puncak kegiatan, Jumat (7/6/2019) sore di panggung utama bawah jembatan Siti Nurbaya. Adapun menerima plakat penghargaan diantaranya Raseno Arya dari  Kemenpar RI, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Wali Kota Padang Mahyeldi dan Wakil Wali Kota Hendri Septa serta ketua  umum panitia pelaksana festival Alam Gunawan.

Awang Raharjo mengatakan, pihaknya hadir dalam agenda festival tersebut untuk mencatat sebuah peristiwa superlatif. Yaitu, kegiatan yang terukur dan termasuk dalam kriteria rekor MURI.

“Festival pembuatan 10 ribu bakcang ayam dan lamang baluo ini kami catat sebagai peristiwa superlatif  yang masuk dalam kriteria terbanyak,” kata Awang dalam sambutannya.

Menurut dia, festival ini merupakan kolaborasi antara dua kultur masyarakat Minangkabau dan Tionghoa dengan makanan masing-masing yang begitu melegenda. Ini adalah perpaduan yang unik dalam jumlah yang cukup banyak.

“Tentu saja kami mengapresiasi kegiatan yang menggelorakan semangat kebersamaan dan menandakan akulturasi senantiasa terjaga baik di sini,” tukas Awang mengapresiasi.

Menurutnya lagi, timnya telah melakukan verifikasi terhadap 10 ribu bakcang ayam dan 10 ribu lamang baluo. Sampai saat ini belum pernah ada dalam catatan MURI rekor 10 ribu bakcang dan 10 ribu lamang baluo.

"Maka itu kita patut memberikan rekor MURI atas festival ini," tandasnya.

Sementara itu, Alam Gunawan, ketua umum panitia pelaksana festival mengatakan, festival tersebut sejatinya bertujuan untuk mempromosikan wisata, kuliner, dan budaya serta turut memajukan perekonomian masyarakat Sumbar, khususnya Kota Padang di bidang kuliner.

"Bukan hanya penyajian 10.000 bakcang dan 10.000 lamang baluo saja, kegiatan juga akan diisi serangkaian acara kebersamaan seperti penampilan kebudayaan kedua etnis, musik, pakaian, tarian dan lainnya," kata Alam.

Dikatakannya, untuk pembuatan 10.000 bakcang dan 10.000 lamang baluo, pihaknya sudah meminta tenaga profesional yang sudah terbiasa membuat kuliner khas Tionghoa dan Minangkabau itu.

"Untuk bakcang ada tujuh orang profesional yang kita minta dan 15 orang untuk lamang baluo. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Pariwisata, Pemko Padang, BUMN, dan pengusaha-pengusaha lainnya.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno hadir dikesempatan itu menyampaikan sangat mengapresiasi atas digelarnya festival 10.000 bakcang ayam dan 10.000 lamang baluo tersebut. Karena menampilkan dan melestarikan makanan hasil kreasi nenek moyang yang begitu melegenda.

"Semoga festival seperti ini terus dilaksanakan berkelanjutan. Seperti yang sama-sama kita lihat dan rasakan, begitu banyak warga Kota Padang bahkan juga para wisatawan datang menyaksikan festival yang memadukan dua panganan dari etnis Minangkabau dan Tionghoa ini," ungkapnya.

Sementara Wali Kota Padang Mahyeldi menyampaikan akulturasi budaya Minang dan Tionghoa di Padang memang terjalin kuat. Masyarakat Tionghoa dan etnis lainnya sudah menjadi bagian dari warga Padang. Dan ia pun memastikan, akan memberikan tempat bagi seluruh warga tidak melihat suku dan agama, selagi warga Padang akan diberi pelayanan terbaik.

"Alhamdulillah festival ini memecahkan dua rekor MURI untuk kategori pembuatan 10.000 bakcang ayam dan 10.000 lamang baluo. Kita tentu berharap, festival ini tidak menginginkan rekor MURI semata, namun bagaimana Kota Padang semakin ramai pada libur lebaran melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan. Salah satunya melalui festival ini," ujar Wali Kota Padang Mahyeldi kepada wartawan usai penutupan kegiatan.

"Festival ini kita rencanakan menjadi agenda rutin dan semoga dapat dikemas lebih besar lagi tahun depan. Kita harapkan seluruh pihak dan juga warga masyarakat Kota Padang dapat mensukseskannya," tambah Wako Mahyeldi didampingi Wawako Hendri Septa.

(***)
 
Top