"Saya gak kuat jadi Menteri kalau Presidennya Jokowi. Capeknya ampun, boss.."
Begitu kata Adian Napitupulu waktu ditanya, "Mau gak ditawari jadi Menteri Jokowi ?". Nama Adian jadi pembicaraan waktu Jokowi bicara bahwa ia sedang melirik aktivis 98 untuk menjadi Menteri.
Adian benar. Ia realistis. Jadi menteri kalau Presidennya Jokowi memang ampun beibeh. Bukannya enak duduk tenang dapat jabatan, yang ada disiksa habis-habisan.
Jokowi emang gila kalau kerja. Dia bukan tipikal pemimpin di belakang meja. Ia bukan hanya merencanakan, membangun visi ke depan, tetapi juga turun ke jalan untuk memastikan apakah kerja menterinya beneran atau sekedar "Asal bapak senang.."
Bayangkan, dalam 4 tahun kepemimpinannya Jokowi diperkirakan sudah menempuh ribuan kilometer blusukan dari Sabang sampe Merauke. Ia meninjau jalan tol di Kalimantan, melihat progres pembangunan bendungan di NTT sampai balik ke Jakarta untuk ketemu dengan duta negara lain.
Bahkan ada saat dalam sehari Jokowi harus terbang ke tiga daerah yang berbeda karena padatnya jadwal. Herannya, itu badan tetap aja kuat dan senyumnya gak hilang kalau ketemu rakyat.
Saya sendiri pernah coba ngikutin gaya Jokowi selama 3 bulan keliling Indonesia dan akibatnya tepar di rumah. Belum lagi disorientasi tempat, lagi di Palu berasa di Manado. Error asli.
Jadi Menteri di bawah Jokowi memang edan. Semua harus kerja, kerja dan kerja. Dan semua harus ada ukurannya, gak asal teori doang.
Pernah ada menteri urusan pendidikan, bagus di teori tapi eksekusi nol besar. Ada lagi menteri disuruh ngurus kemaritiman, eh malah sibuk ketemu wartawan keprat kepret gak jelas. Akhirnya dikepret Jokowi, mencelat..
Jadi wajar kalau Adian Napitupulu agak gemetar kalau ditawarin jadi menteri kalau presidennya Jokowi. Hidupnya pasti penuh tekanan, gak bisa santai sambil ngopi dan ngerokok di pojokan lagi. Baru mau bakar sebatang, ada teriakan "Adiaann.. yang ini udah selesai belonn..?" langsung rokok dibuang, "belon, pakkkk..!"
Jokowi memang membangun budaya yang berbeda dari era sebelumnya. Dulu jabatan menteri jadi kebanggaan, sekarang jadi tekanan. Itu karena Jokowi menerapkan konsep bahwa "jabatan itu amanah, bukan peluang.."
Coba bayangin misalnya Ferdinan Hutahaean jadi Menteri Jokowi. Lagi buka celana, tiba-tiba ada teriakan, "Ferdinannn.. Gua tunggu di ruangan untuk laporan sekarangg !!"
Ferdinan bisa gugup gak keruan, sambil teriak "Iya pak, saya datang.." Pake celana cepat-cepat trus lari kencang ke istana..
Sampai depan Jokowi, dia baru sadar ternyata pake celana dalamnya di luar..
Emang enak jadi menteri di era Jokowi ? Gak enak, gak bisa lagi santai seruput kopi...
#fb.Denny Siregar