BENGKULU -- Provinsi Sumatera Barat menyerahkan sekitar 1.030 kilogram bantuan randang untuk korban banjir dan longsor yang melanda Provinsi Bengkulu, beberapa waktu lalu. Teknis pembagian diserahkan kepada Pemprov Bengkulu, karena lebih tahu lokasi dan jumlah korban.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengungkapkan hal tersebut di sela-sela acara penyerahan randang di posko utama penanganan bencana Bengkulu, bertempat di kantor BPBD Provinsi Bengkulu, Sabtu (4/5/2019). Bantuan randang masyarakat Sumbar tersebut diterima langsung oleh Sekda Provinsi Bengkulu Nopian Andusti beserta jajaran.
Wagub lebih jauh mengatakan, randang yang terkumpul ini merupakan inisiatif yang timbul dari Gubernur Sumbar untuk membantu korban bencana dan berasal dari masyarakat, OPD Pemprov Sumbar serta BUMN/D.
"Bantuan randang untuk korban bencana di Bengkulu ini bukan yang pertama kami lakukan. Sebelumnya kami juga menyerahkan untuk bencana di Aceh, NTB, Sulteng dan Lampung. Dalam waktu dekat ini, kami juga berencana mengirimkan randang untuk korban bencana di Sentani, Papua" jelasnya.
Dengan keadaan geografis yang hampir sama dengan Sumbar yakni terletak di sepanjang pantai barat Samudera Hindia, Wagub Nasrul Abit mengajak pemerintah dan masyarakat Bengkulu untuk mawasdiri dan peduli terhadap dampak resiko gempa dan tsunami.
"Menurut penelitian pakar dan ahli gempa dari jepang, 200 mil dari Mentawai yakni samudera hindia, ada potensi gempa yang di prediksi kekuatannya 8,9 SR. Seandainya itu terjadi akan ada tsunami dengan kecepatannya mencapai 827 km/jam dan ketinggian ombak 12 meter ke kota padang. Mau tidak mau bencana tersebut juga akan menimpa Bengkulu, terutama muko-muko, maka kita yang tinggal disepanjang pantai barat harus tetap waspada dan diberikan edukasi, sembari tetap berdoa agar hal tersebut tidak terjadi" terangnya.
Namun demikian, para pakar dan para ahli beberapa waktu yang lalu ketika datang ke Sumbar bersama kepala BNPB, mengingatkan apabila terjadi gempa selama 30 detik, baik kuat, sedang atau lemah, itu ada potensi tsunami, dan diminta masyarakat terutama di pinggir pantai untuk segera mengungsi.
Sementara itu, Sekda Provinsi Bengkulu Nopian Andusti menyampaikan, dampak bencana ini dirasakan oleh 9 Kab/Kota di Bengkulu, kecuali Kab. Muko-Muko.
"Daerah yang terparah adalah Benteng. Hingga saat ini, jumlah korban sebanyak 28 orang, 24 Meninggal dan 4 orang masih dalam pencaharian. Infrastruktur yang paling banyak terdampak adalah jalan dan jembatan" ungkapnya.
Dikatakan Nopian juga, Banjir seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. 30 tahun silam pernah terjadi, namun tidak separah ini.
"Dini hari tadi status tanggap darurat bencana sudah dicabut, dan sekarang kita masuk ke tahap pemulihan" ujarnya.
Dengan bantuan randang ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu mengucapkan terimakasih banyak, karena ini merupakan bentuk kepedulian kepada kami.
" Tujuh hari terakhir ini keadaan masyarakat disini memprihatikan, tapi kami yakin masyarakat Bengkulu tidak sendiri, ini dibuktikan dengan kehadiran masyarakat sumbar dan Pemprov Sumbar" ungkapnya.
(rel/yud)