Penuhi Target 5 Isu Strategis, Dinas Kesehatan Sumbar Bentuk Tim Percepatan
DARI lima isu strategis yang diangkat dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) 2019 Provinsi Sumatera Barat awal April lalu, masih ada beberapa pencapaian yang belum sesuai target. Guna memenuhi target tersebut, pihak Dinas Kesehatan Sumbar melakukan aksi bersama kabupaten dan kota dengan membentuk tim percepatan.
"Dengan tim percepatan ini kami melakukan upaya aktif dan edukasi, penguatan sarana dan prasarana serta melaksanakan gerakan masyarakat, seperti yang telah dilakukan tiga bulan berjalan pada kegiatan car free day (CFD) di Padang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dr.Hj. Merry Yuliesday, dalam kesempatan wawancara khusus dengan www.sumatrazone.co.id, di Padang, Senin (6/5/2019).
Merry menguraikan lebih lanjut bahwa lima isu strategis yang ia paparkan di hadapan Menteri Kesehatan dalam Rakerkesda 2019 Provinsi Sumatera Barat lalu, meliputi percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian neonatal (AKN), percepatan penurunan stunting, percepatan eliminasi TBC, peningkatan cakupan mutu imunisasi serta peningkatan pencegahan pengendalian penyakit tidak menular.
Dari lima isu ini, yakni penurunan angka kematian AKI dan AKN, dari kunjungan ke kabupaten dan kota beberapa waktu lalu menurut Merry perlu ada pendekatan sentuhan sosial melalui program Dinas Kesehatan Sumbar.
Kemudian, imbuh Merry, untuk percepatan penurunan angka stunting, selama ini di Sumatera Barat, dari data riskesdas, angka stunting sudah menurun, itu dilihat dari tahun 2013 yang berada pada angka 39,2 menurun pada 2018 di angka 30.
Sedangkan ihwal analisis situasi tuberkolosis di Sumbar, Merry mengungkapkan bahwa dari target 70 persen pada 2018, baru mencapai 46 persen. “Untuk itu, peranan semua pihak untuk meningkatkan angka capaian ini, baik provinsi, kabupaten dan kota serta stakeholders terkait,” ujarnya.
Lalu, untuk peningkatan cakupan imunisasi di Sumatera Barat yang terealisasi baru pada angka 74,2 persen pada 2018, Merry mengakui masih kurang dari capaian target yang diminta, yakni 80 persen. Belum mencapai targetnya capaian imunisasi ini kemungkinan dipengaruhi dari imunisasi realisasi rubella.
“Untuk penyakit tidak menular di Sumatera Barat, usia di atas 15 tahun pada 2018, yakni hipertensi berada di angka 25,1 persen dan diabetes di angka 1,3 persen,” ungkapnya.
Rakerkesda 2019 Provinsi Sumatera Barat mengangkat tema "KOLABORASI PROVINSI KABUPATEN KOTA DENGAN DUKUNGAN PUSAT DALAM PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN MENUJU KESEHATAN SEMESTA PROVINSI SUMATERA BARAT dilaksanakan selama tiga hari di Hotel Pangerans Beach, Padang, mulai Minggu hingga Selasa (14-16/4/2019).
Hadir dalam acara pembukaan, Menteri Kesehatan RI dr. Nila Djuwita F Moeloek dan Gubernur Sumatera Barat Prof. Irwan Prayitno.
Dijelaskan Merry bahwa penyelenggaraan Rakerkesda ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa demi optimalisasi dan akselerasi hasil kerja dan kontribusi berbagai sektor dalam pelaksanaan program pembangunan kesehatan diperlukan forum komunikasi dan informasi antara stakeholders yang melibatkan perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota serta pihak swasta.
Menkes Nilla Djuwita F Moeloek, menilai, lima isu yang dipaparkan itu merupakan hal yang sangat strategis, apalagi terkait dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Masyarakat mesti mendapatkan pelayanan yang optimal. Maka untuk itu, kolaborasi pusat dan daerah harus terkelola.
“Terkelolanya antara pusat dan daerah itu, terkait dengan alat kesehatan, obat-obatan hingga sumberdaya manusia. Sehingga, semua memenuhi pelayanan kesehatan dan cakupan layanan akan lebih efektif, sehingga target untuk peningkatan kesehatan masyarakat akan tercapai,” tuturnya.
Selain itu, kata Nila, kegiatan promotif dan preventif yang merupakan implementasi program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) harus selalu digalakkan dan digaungkan.
“Adanya germas, seperti olah raga, makan yang bergizi, cek kesehatan berkala dan lainnya ini, dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, karena merupakan salah satu cara hidup sehat. Jika sehat, maka hidup ini akan lebih produktif. Angka harapan hidup juga akan meningkat,” tukasnya.
Sementara itu, Gubernur Irwan Prayitno, berharap dengan adanya rakerkesda ini dapat mencari solusi dalam menyusun rencana aksi di daerah terkait kesehatan. Apalagi, rencana aksi itu mengkompakkan antara pusat provinsi, kabupaten dan kota.
“Adanya kekompakan antara pusat dan daerah ini, maka secara umum akan berhasil untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kemudian pelayanan kesehatan, sehingga tingkat harapan hidup juga turut meningkat,” tukasnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan menyerahkan sertifikat akreditasi rumahsakit standar internasional kepada RSUP M Djamil Padang.
“Capaian akreditas mulai dari tingkat dasar, madya dan paripurna, itu tingkat nasional, dan RSUP M Djamil ini sudah tingkat internasional. Baru ada tiga yang berstandar internasional di Indonesia, termasuk RSUP M Djamil, yakni RSUD Dr. Syaiful Anwar, Malang, dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta. Kita harapkan dengan pencapaian ini, akan lebih meningkatkan manajemen dan pelayanan rumah sakit, sehingga diakui masyarakat sesuai dengan predikat akreditasi yang telah dimilikinya,” pungkas Sekretaris Eksekutif Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dr. Djoti Atmodjo.
***