PADA tanggal 28 Januari 2019 lalu, bertempat di Surabaya berlangsung acara yang digagas oleh APPSI (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia) bersama Jawa Pos Institute Pro Otonomi, berupa pemberian penghargaan bernama Gubernur Award. Pada acara ini diberikan dua kategori penghargaan yaitu Adipurna Karya dan Adipurna Prima.
Adipurna Karya terdiri atas enam bidang, di antaranya bidang ekonomi. Sedangkan Adipurna Prima terdiri atas 13 bidang, di antaranya bidang lingkungan hidup. Dalam acara tersebut, saya menerima penghargaan Adipurna Karya bidang ekonomi. Yang memberikan adalah Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Untuk mendapatkan penghargaan ini, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Yaitu, kepala daerah yang sudah menuntaskan satu periode dan lanjut ke periode kedua. Kemudian, tidak terlibat kasus hukum dengan KPK, Polisi, dan Kejaksaan. Dan tidak dalam status sebagai tersangka atau terdakwa. Serta selama memimpin pernah mendapatkan penghargaan di tingkat nasional, regional dan internasional.
Dalam melakukan penilaian, tim independen yang dikoordinir oleh Jawa Pos melakukan survei ke lapangan. Mereka melihat fakta yang ada dan juga melakukan wawancara, baik dengan Gubernur, DPRD, maupun tokoh masyarakat. Selain itu tim tersebut juga mengamati data BPS dan penghargaan-penghargaan yang sudah didapat oleh kepala daerah dari pemerintah pusat. Demikian pula APPSI, juga menurunkan timnya.
Dari berbagai data yang ada, alhamdulillah ekonomi Sumbar bisa dibilang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari turunnya jumlah pengangguran, turunnya tingkat kemiskinan, meningkatnya pendapatan serta indeks gini yang cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa data pencapaian di bidang ekonomi tersebut tak lepas dari peranan berbagai gerakan terpadu yang dilakukan Pemprov Sumbar bersama pemangku kepentingan.
Di antaranya adalah Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani (GPP), Gerakan Terpadu Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir (GEPEMP), Gerakan Terpadu Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil. GPP yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama alhamdulillah terbukti telah meningkatkan jam kerja dan pendapatan petani. Demikian pula dengan pelaksanaan GEPEMP yang sudah berjalan cukup lama, Alhamdulillah telah meningkatkan perekonomian nelayan dan masyarakat pesisir. Tim penilai melihat hal tersebut sebagai hal yang ikonis.
Selain sektor pertanian, tim penilai juga melihat Minang Mart sebagai hal yang ikonis. Minang Mart adalah bagian dari Gerakan Terpadu Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil di Sumbar yang merupakan kerja sama antara BUMD dengan masyarakat. Pemilik toko diberdayakan tokonya sehingga menjadi toko dengan konsep ritel modern dan kepemilikan tetap berada di pemilik toko.
Keberadaan Minang Mart pun tidak mematikan usaha kecil atau ritel yang ada di sekitarnya. Mereka bisa hidup berdampingan seperti halnya mini market lainnya yang ada di Sumbar. Minang Mart juga berperan dalam distribusi barang kebutuhan pokok untuk masyarakat. Sementara itu berbagai produk unggulan dari UMKM Sumbar juga turut dipromosikan oleh Pemprov di berbagai acara nasional maupun internasional.
Selain itu, Sumbar juga masuk nominasi Adipurna Prima bidang lingkungan. Baiknya pengelolaan lingkungan di Sumbar setidaknya dibuktikan dengan telah diperolehnya Nirwasita Tantra Award sebanyak tiga kali oleh Sumbar. Nirwasita Tantra adalah penghargaan dari pemerintah pusat kepada daerah terkait masalah pengelolaan lingkungan hidup dan hutan.
Penghargaan Adipurna Karya dan nominasi Adipurna Prima ini sesungguhnya merupakan penghargaan untuk seluruh lapisan masyarakat Sumbar. Karena telah mendukung program pemerintah sehingga program tersebut bisa terlaksana dengan baik dan ujungnya terjadi peningkatan kesejahteraan.
Untuk itu, saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemprov, dan juga Pemkab/ko serta para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, yang telah mendukung pelaksanaan visi-misi, serta program Pemprov Sumbar. Semoga ke depannya berbagai pencapaian positif terkait kesejahteraan bisa lebih meningkat lagi.
***
