SAWAHLUNTO - Masyarakat disabilitas dan lanjut usia mendapat perhatian dari Pemerintah Sawahlunto, berupa kegiatan pemberdayaan, yang dituangkan dalam APBD ‘Kota Arang’ 2019, yang baru saja diteken bersama antara eksekutif dan legislatif, Selasa (27/11/2018).
Hal itu diungkapkan Walikota Sawahlunto, Deri Asta ketika mengunjungi masyarakat disabilitas, Febi Aulia Putri, anak dari pasangan Eni dan Burhanudin, di Dusun Bukit Sibanta, Desa Sikalang, Rabu (28/11/2018).
Febi Aulia Putri yang merupakan bungsu dari empat bersaudara itu, mengalami kelumpuhan dan tidak bisa berjalan semenjak lahir. Kelainan yang diderita, remaja yang seharusnya sudah duduk di bangku sekolah menengah atas.
“Kami sudah berusaha berobat dengan berbagai macam cara. Baik medis, herbal hingga orang pintar. Namun hingga saat ini belum ada perkembangan untuk Febi bisa berjalan,” ujar Eni, orang tua Febi Aulia Putri.
Walikota Sawahlunto, Deri Asta mengungkapkan, pemerintah yang berada di bawah pimpinannya memberikan perhatian khusus untuk kalangan disabilitas dan masyarakat lanjut usia dengan beberapa program.
Perhatian bagi masyarakat disabilitas dan lanjut usia sendiri, lanjut Bapak tiga anak kelahiran 13 Oktober 1973 itu, menjadi satu dari sembilan program unggulan yang diusungnya bersama Wakil Walikota, Zohirin Sayuti.
Program unggulan itu menyangkut penanganan khusus terhadap kelompok marginal seperti lanjut usia, penyandang disabilitas, serta gangguan jiwa. Dengan indikator terwujudnya sarana prasarana infrastruktur yang ramah lanjut usia, dan disabilitas, serta terwujudnya lembaga yang melayani ramah lanjut usia, penyandang disabilitas.
Program yang masuk dalam APBD Sawahlunto 2019, terang Deri Asta, khusus untuk disabilitas mulai dari bantuan transportasi ke sekolah, bantuan alat bantu, serta modal usaha dalam meningkatkan perekonomian masyarakat disabilitas.
“Penyandang disabilitas juga harus diberdayakan, dengan memberikan program bantuan modal, sehingga mereka bisa mengembangkan ekonomi. Yang tidak kalah pentingnya, bantuan kebutuhan dasar untuk sandang dan papan,” ujar Deri Asta.
Program yang sama juga akan diterima masyarakat lanjut usia. Di Sawahlunto, sedikitnya tercatat 674 masyarakat lanjut usia kurang mampu.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak Sawahlunto, Dedi Syahendry didampingi Kepala Bidang Sosial, Nurhasnah mengatakan, dalam APBD Sawahlunto 2019 terdapat beberapa program yang menyangkut masyarakat disabilitas dan lanjut usia.
Khusus untuk masyarakat disabilitas, terang Dedi dan Nurhasnah, ada program transportasi untuk anak berkebutuhan khusus sebesar Rp30 ribu setiap hari sekolah bagi 60 penyandang disabilitas.
Selanjutnya, terang Dedy, bantuan alat bantu, baik alat bantu dengar, kursi roda, mapun tongkat. Dilanjutnya dengan modal usaha ekonomi produktif sebesar Rp4 juta bagi 10 orang disabilitas, dan bantuan kebutuhan dasar sandang dan pangan.
Sementara untuk masyarakat lanjut usia, khususnya bagi 150 lanjut usia yang terlantar masing-masing Rp200 setiap bulan, bantuan makanan untuk 240 lanjut usia kurang mampu berupa paket senilai Rp800 ribu untuk satu kali dalam setahun.
Paket itu sendiri, terang Nurhasnah berisi bantuan beras, minyak goreng, kacang hijau, gula, biskuit, dan susu, serta ikan kaleng. Bantuan yang diberikan itu bertujuan untuk pemenuhan konsumsi dan kebutuhan masyarakat lanjut usia.
Tidak hanya dari APBD Kota Sawahlunto, tambahnya, baik lansia dan disabilitas juga mendapatkan bantuan dari APBN. Mulai dari disabilitas berat sebanyak Rp300 ribu setiap bulan, bagi 4 penyandang disabilitas.
Sedangkan untuk lanjut usia, APBN juga menurunkan bantuan berupa asistensi lanjut suai terlantar sebesar Rp200 ribu setiap bulan untuk 50 orang. Selain itu juga ada melalui program keluarga harapan, dengan alokasi bantuan Rp2 juta per tahun bagi 236 lanjut usia.
Walikota Sawahlunto, Deri Asta mengatakan, pihak akan terus berupaya memberikan perhatian bagi masyarakat penyandang disabilitas maupun lanjut usia. Baik melalui APBD Kota Sawahlunto maupun dengan berjuang pada program pemerintah pusat.
(rel/ede)