Geruduk Kantor Gubernur Sumbar, Ribuan Mahasiswa Desak Presiden Sanksi Tegas Mendag dan Dirut Bulog
PADANG -- Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) Sumatera Barat menuding Menteri Perdagangan Enggartiato Lukita gagal dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi negara saat ini. Bahkan Mendag Enggartiati Lukita dinilai menyusahkan petani.
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi (PT) di Sumbar itu unjuk rasa dengan membakar boneka jerami ditutupi poster Menteri Perdagangan Enggartiato Lukita dan Direktur Utama Bulog Budi Waseso di halaman kantor Gubernur Sumbar, Padang, Senin, (24/9/2018).
"Aksi ini berangkat dari kekecewaan terhadap petinggi negara yang tidak memiliki koordinasi yang jelas antar instansi dan ini berdampak terhadap petani dan masyarakat miskin di seluruh Indonesia," ujar Faizil Putra selaku Koordinator Umum aksi.
Menurut Faizil, aksi ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia, menyikapi kisruh yang terjadi antara Menteri Perdagangan dengan Bulog. Dalam orasinya, ia menyampaikan keinginan agar pemerintah fokus terhadap kestabilan harga, bukan dengan cara mengimpor.
"Saat ini Bulog memastikan kebutuhan beras cukup namun Menteri Perdagangan mendesak untuk melakukan impor. Mestinya Presiden Joko Widodo memberikan sanksi bagi pejabat yang tidak bisa menyelesaikan persoalan negara, bukan hanya diam," tegas Faizil.
Minta Gubernur IP Keluar
Kendati sempat meneriakkan yel-yel permintaan agar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno keluar kantor guna menjumpai lalu mendengarkan aspirasi mereka, namun akhirnya ribuan mahasiswa tersebut disambut oleh Wakil Gubernur Nasrul Abit. "IP keluar! IP keluar..!," teriak mereka kala itu.
Karena bertepatan Hari Tani, para mahasiswa juga memaparkan persoalan yang dihadapi oleh petani. Mereka mendesak Wagub Sumbar Nasrul Abit yang hadir mewakili Gubernur Sumbar untuk benar-benar menyampaikan tuntutan mahasiswa itu kepada Pemerintah Pusat.
Tuntutan Mahasiswa BEM SI Sumbar tersebut antara lain:
- Menuntut pemerintah untuk membatasi jumlah impor beras, daging dan bahan pokok lainnya.
- Menuntut pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian khususnya padi, jagung, kedelai, dan tanaman sembako.
- Menuntut pemerintah untuk memperluas lahan pertanian.
- Menuntut pemerintah untuk menambah jumlah dan meningkatkan kualitas penyuluhan pertain.
- Menuntut pemerintah untuk menjamin stabilitas harga produk-produk pertanian dan perternakan.
- Menuntut keseriusan pemerintah mengelola pertanian dan peternakan dari hulu ke hilir.
- Menuntut konsistensi pemerintah dalam pembangunan dunia pertanian.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan Pemprov Sumbar agar Pemprov ikut menyelesaikan segala persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik kesejahteraan petani maupun persoalan lahan pertanian.
"Kita sudah lakukan MoU dengan Pemprov Sumbar dan ditandatangani Wakil Gubernur Sumbar. Tujuannya agar Pemprov segera menyelesaikan permasalahan pertanian dan peternakan di Sumbar, kemudian juga meminta Pemprov menyurati bupati dan walikota terkait tuntutan mahasiswa," sebut Faizi.
Sebelumnya menggeruduk kantor Gubernur Sumbar untuk berorasi, ribuan mahasiswa ini terlebih dahulu mulai longmarch dari sekitaran Bank Indonesia perwakilan Sumbar.
(sfc/ede/f:dan)