JAKARTA -- Polisi agar segera memproses hukum pengaduan ihwal tindak pelecehan oleh oknum aparatur sipil (ASN) terhadap wartawan di Ranah Minang, baru-baru ini. Sudah selayaknya polisi memberi bantuan perlindungan hukum kepada para wartawan dalam melaksanakan tugas peliputan atau investigasi.
Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, menegaskan hal tersebut, sebagai tanggapan atas dugaan sikap arogan dan pelecehan terhadap wartawan oleh oknum ASN berinisial “MD” yang bertugas di Instansi Penanaman Modal Pelayanan Satu Pintu dan Tenaga Kerja (PMPTSP-Naker) Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, baru-baru ini.
Menurut Wilson yang dihubungi saat berada di Jakarta, Minggu (25/3/2018) malam, jika ada laporan dari rekan wartawan atas perilaku menyimpang dari oknum warga maupun oknum ASN di lokasi peliputan, semestinya segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian. Bantu semua pihak mencari solusi damai dengan cara memediasi kedua belah pihak.
Jika tidak dapat dicapai kesepakatan damai antara mereka, lakukan tindakan penegakan hukum bagi semua pihak yang dinilai melakukan pelanggaran hukum. Proses lanjut sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Selain mendesak adanya tindak lanjut dari pihak kepolisian, mengingat kasus dugaan perbuataan tidak menyenangkan ini adalah delik aduan, Wilson juga meminta pimpinan ASN bersangkutan untuk memberikan teguran, pembinaan mental dan etika, serta penegakan disiplin terhadap oknum ASN terduga pelaku pelecehan terhadap wartawan dimaksud.
"Pimpinan yang bersangkutan harus memberikan teguran, pembinaan mental dan etika, serta penegakan disiplin ASN yang notabene adalah pelayan masyarakat,” tegasnya.
"Pimpinan yang bersangkutan harus memberikan teguran, pembinaan mental dan etika, serta penegakan disiplin ASN yang notabene adalah pelayan masyarakat,” tegasnya.
Wilson yang juga alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 sangat menyesalkan sekaligus prihatin atas fenomena masih banyaknya oknum pegawai pemerintah, yang pakaian seragam dan kehidupan anak-istrinya dibiayai oleh rakyat, bersikap dan perpola-laku arogan.
"Sangat tidak pantas bagi orang yang isi perutnya dibiayai oleh masyarakat berlaku tidak sopan, bahkan melecehkan masyarakat yang membiayai hidupnya,” sentil Wilson pedas.
(*/ede)