Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe, meyakini hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan melihat karakter pendukung keduanya.
Pendukung Prabowo secara garis besar merupakan masyarakat yang menginginkan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa.
Mereka menilai karakter tersebut dimiliki tokoh-tokoh yang berasal dari militer. Sementara pendukung Jokowi, menginginkan pemimpin yang benar-benar bekerja, turun langsung ke masyarakat.
Dua karakter ini sebenarnya tidak jauh beda. Karena sama-sama menginginkan pemimpin mampu membawa perubahan bagi Indonesia.
“Di sinilah peran keduanya sangat dibutuhkan. Jokowi saya kira mampu meyakinkan pemilihnya dengan pertimbangan-pertimbangan strategis politik ke depan. Demikian juga dengan Prabowo, saya rasa juga tidak sulit meyakinkan pemilihya,” ujar Ramses, Sabtu (17/2/2018).
Pengajar di Universitas Mercu Buana Jakarta ini mengakui, terbuka peluang pemilih bakal mengalihkan dukungan ke pasangan capres lain, jika Jokowi-Prabowo maju berpasangan. Namun persentasenya kemungkinan sangat kecil.
“Mungkin hanya sekitar 5-10 persen (mengalihkan dukungan-red) terutama dari pendukung Prabowo. Itu sangat kecil, karena mereka tentu meyakini Prabowo punya peluang maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024, bila skenario Jokowi-Prabowo benar-benar terjadi,” pungkas Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini.
(ikc/jpg)