HARUS PINTAR DALAM MELAKONINYA.
KALAU TIDAK,BADAN AKAN JADI SENGSARA
"KA ATEH INDAK BAPUCUAK, KA BAWAH INDAK BAUREK, DI TANGAH-TANGAH DIGIRIK KUMBANG"
Maka itu, biasakan hidup dengan kondisi apa adanya. Bukan berarti menyerah, tapi untuk berpikir lebih maju dan matang menatap hari esok. Mundur selangkah bukan berarti pengecut.
Hidup yang baik harus dilakoni layaknya sebuah sandiwara yang akan ditonton oleh publik. Tentunya berupa sandiwara yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain.
Buatlah sandiwara dalam kehidupan kita masing-masing dengan nilai positif dan dapat dijadikan contoh. Memotivasi kehidupan publik, melahirkan semangat juang untuk merintis kehidupan.
Jangan buat sandiwara kehidupan yang justru bernilai mudharat. Membawa orang ke jalan tak benar. Seperti mudahnya melecehkan orang lain dengan kata-kata tak wajar, mencaci maki, menghasut, memfitnah dan sebagainya. Kalau demikian kejadiannya, bisa-bisa berakhir di kantor polisi lho? Masing-masing pihak yang merasa tidak senang, bisa saja saling melapor. Yang timbul justru masalah. Akhirnya jadi mudharat bukan?
Mari kita buat sandiwara kehidupan yang berlandaskan ajaran agama Islam dan adat istiadat, sehingga perjalanan kehidupan sandiwara kita akan penuh arti.
Dengan menumbuhkan sikap saling menyayangi dan mengasihi di antara sesama, hidup akan terasa jauh lebih indah dan damai. Timbul rasa bahagia disebabkan rasa kebersamaan dan saling menghargai telah tumbuh pada hati masing-masing kita.
Padang, 20 Februari 2018
Taf Chaniago
Putra Pauh IX
Dewan Pembina Ikatan Kekeluargaan Wartawan (IKW)