SIJUNJUNG, SUMBAR -- Warga Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dikejutkan penemuan tiga mayat mengapung di aliran sungai setempat, Selasa, (14/5/2024) kemarin. Kuat dugaan mereka adalah korban galado atau banjir bandang yang terjadi beberapa hari sebelumnya di Kabupaten Tanah Datar.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sijunjung Sumbar, bersama dengan Polsek Koto VII dan Polsek Sijunjung, bergerak cepat untuk mengevakuasi ketiga mayat yang terbawa arus deras air bah dan lahar dingin.
Masyarakat setempat juga turut membantu dalam proses evakuasi.
Setelah dievakuasi, ketiga mayat dibawa ke Kamar Mayat RSUD Sijunjung.
Hingga kini proses identifikasi masih terus dilakukan meski petugas mengalami kesulitan.
Hal ini karena ketiga tubuh korban mengalami rusak parah, seperti pengambilan sidik jari korban menjadi sulit.
Meskipun demikian, informasi awal menunjukkan bahwa ketiga mayat berjenis kelamin perempuan dan satu di antaranya diperkirakan masih anak-anak.
Galodo, fenomena alam yang mengerikan, sering kali menimbulkan bencana di wilayah pegunungan.
Lahar dingin dan tanah longsor menjadi ancaman bagi warga yang tinggal di sekitar gunung berapi.
Masih menjadi pertanyaan alasan ketiganya terdampar di aliran sungai dalam wilayah Kabupaten Sijunjung.
Pihak berwenang, termasuk Disdukcapil dan tim Inavis Polres Sijunjung, masih berusaha untuk terus menyelidiki kasus ini.
Meskipun sidik jari tidak dapat diambil, teknologi forensik modern mungkin dapat membantu mengungkap identitas korban dan penyebab kematian mereka.
Informasi tambahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghadapi situasi yang mengharukan di Sumatera Barat (Sumbar).
Banjir bandang lahar dingin dan longsor telah menewaskan 50 orang dan menyebabkan 27 orang hilang.
Selain itu, 37 orang mengalami luka-luka dan 3.396 jiwa mengungsi.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, berkomitmen untuk terus mencari korban yang masih hilang.
"Dengan terus berkembangnya data, alat berat perlu segera dikerahkan untuk membantu pencarian korban yang masih hilang, karena Basarnas memiliki waktu emas selama 6x24 jam." kata Letjen TNI Suharyanto.
Alat berat dikerahkan dengan segera, mengingat Basarnas memiliki golden time selama 6x24 jam.
"Kita akan terus berusaha mencari sampai korban ditemukan. Jika ada keluarga atau ahli waris yang meminta untuk melanjutkan pencarian, kita harus melakukannya," tambahnya.
Jika ada permintaan dari pihak keluarga atau ahli waris, pencarian akan tetap dilakukan.
#abc/bin