By: Bambang Oeban
Tak ada puisi prematur,
yang ada enak dinikmati
sesuai selera hati si pembaca atau tidak?
Puisi menjadi terkotak-kotak
terkadang hanya dirumuskan
berdasarkan pemikiran manusia
sesuai latarbelakang keilmuan
yang menyangkut permasalahan
puisi. Sehingga sebagai calon
pemuisi timbul keraguan
untuk memulai berkarya
karena merasa ada hadangan,
seakan menjadi hantu menakutkan
di depan hati, pikiran
dan gerak jemari
perealisasi imajinasi.
"Jangan takut menulis puisi,
aku menjadi penyair
tidak terikat oleh rasa takut
yang memiliki kategori
pada angkatan mana?
Itu tak penting!"
Seru Rendra di depanku tempo itu.
Itu yang membuat aku bergairah,
berkarya merdeka tanpa batas,
yang terpenting bagaimana
menawarkan tema sasarannya
yang jelas.
Jika aku bicara darah,
sebuah rasa sakit
disebabkan keadaan,
itu lebih baik.
Bukan pula aku
mengharamkan pemujaan cinta,
melati atau sejuk embun dini hari,
silakan saja.
Tapi yang menjadi kurang mengena
di hati, ketika ada yang mendaulat
tentang PUISI PREMATUR,
kuanggap telah melanggar
Hak Asasi Perpuisian!
Desa Singasari
Kamis, 23 Nov 2023
15.15