JAKARTA -- Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi.
Gerhana Matahari merupakan salah satu bukti dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi dan Bulan.
Gerhana Matahari hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.
Seperti dilaporkan oleh bmkg.go.id, pada Kamis lusa (20/4/2023) akan terjadi Gerhana Matahari Hibrid (GMH) yang dapat diamati dari Indonesia. Termasuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang puncaknya diperkirakan pukul 10.50 WIB.
Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan. Sehingga Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.
Demikian juga waktu saat Puncak Gerhana yang akan berbeda-beda di setiap daerah.
Daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah Tua Peijat, Sumatera Barat, yang terjadi pada pukul 10.40.17,6 WIB.
Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Jayapura, Papua yaitu pukul 14.04.47,8 WIT.
Sementara itu, waktu Kontak Akhir atau Kontak Keempat paling awal akan terjadi di Calang, Aceh yang terjadi pada pukul 10.49.46,9 WIB. Adapun waktu kontak terakhir paling akhir akan terjadi di Jayapura, Papua pada pukul 15.30.44,6 WIT.
#rel/ede