f: shb |
Berdasarkan pantauan tim investigasi www.sumatrazone.co.id di lapangan, tidak saja tanpa plang proyek, material yang digunakan ditenggarai tidak mengacu spesifikasi pekerjaan sebagaimana telah tertuang dalam kontrak kerja.
Di lokasi terlihat pasir yang digunakan berwarna coklat, terindikasi banyak kandungan tanah. Kondisi demikian bakal berdampak pada mutu pekerjaan setelah diaduk dengan semen. Ditambah lagi tim melihat bebatuan yang akan dipasang berasal dari bukit atau berupa batu gunung yang tidak berpori-pori. Bukan batu kali.
Akibat penggunaan material diduga tak mengacu spek tersebut, pekerjaan normalisasi pengendalian banjir di sungai tersebut beresiko ambruk. Sebab, lapisan luar pada batu gunung tentunya licin karena tidak berpori – pori, sehingga tidak ada daya rekat adukan pasir dan semen terhadap batu pasangan.
PPK: Telah Bekerja Berdasarkan Spek
Terkait temuan lapangan tersebut, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Eka Iriawan mengklaim pihaknya telah bekerja berdasarkan spek pada kontrak kerja. Dalam hal ini telah dilakukan pengujian dengan melakukan pengetokan pada batu yang akan dipasang. Menurutnya, semua material tersebut telah memiliki izin.
"Semua sudah berdasarkan spek yang telah ditentukan, disaat melakukan pengetokan tersebut hasilnya memang bagus dan rekan – rekan media sudah banyak menanyakan hal yang sama. Bahkan saat melakukan pengetokan batu juga disaksikan rekan – rekan media,“ tutur Eka menjawab konfirmasi salah seorang anggota tim investigasi www.sumatrazone.co.id di kantornya, belum lama ini.
Terkait dengan campuran pasir, Eka mengaku pihaknya sudah melakukan uji coba di laboratorium Job Mix Formula (JMF) dengan menggunakan K-50.
“Jadi pada saat pengadukan pasir dengan semen sudah ditakar pada tempat takaran dengan ukuran 40 – 50 cm," urainya seraya kembali menegaskan bahwa semua pekerjaan teknis pekerjaaan telah memenuhi standar spesifikasi pada kontrak kerja.
#tim