PEKANBARU -- Kehidupan malam di kota "beribu ruko" Pekanbaru jadi sorotan anggota legislatif setempat. Pasalnya hampir setiap malam wanita pekerja seks komersial (PSK) berseliweran, menjajakan diri di sekitaran Mal Pekanbaru atau di Jalan Teuku Umar dan Hasanuddin.
Para "kupu-kupu malam" memanfaatkan tempat duduk, halte dan juga beberapa retail modern yang ada disana. Mereka baru akan pergi ketika ada pria hidung belang yang menyewa jasanya.
Muhammad Sabarudi, anggota dewan Pekanbaru meminta Pemerintah Kota (Pemko) setempat untuk mengambil sikap tegas dengan cara merazia lokasi yang dijadikan tempat mangkal para kupu-kupu malam ini.
"Pekanbaru terkenal dengan masyarakat yang agamis dan kota Madani. Suku Melayu menjunjung itu. Dari itu Pemko jangan berpangku tangan dan harus mengambil tindakan," tegasnya seperti dilansir goRiau, Sabtu (22/1/2022).
Diketahui, Sabarudi yang juga politisi senior PKS ini pernah terlibat dalam penutupan lokalisasi Pekanbaru yang terkenal saat itu, yakni Teluk Lembu Ujung (Teleju).
Saat menjadi anggota DPRD Kota Pekanbaru periode 2004-2009 dan 2009-2014 dan mengetuai Komisi I yang membidangi perizinan, ia dikenal sebagai tokoh di balik tutupnya sentra PSK "Teleju".
Pada tahun 2009-2010, ia bersama dengan anggota komisinya yang terus berupaya dalam menutup Teleju dan berhasil menyelesaikannya misinya. Kendati pada saat itu terjadi pro dan kontra.
"Jika ini dibiarkan oleh Pemko Pekanbaru maka akan berdampak buruk bagi generasi muda, saya yakin masyarakat Pekanbaru setuju jika Pemko Pekanbaru memberantas prostitusi," tegasnya.
#gri/bin