PADANG -- Hadir membuka kegiatan Bimbingan Teknis Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana Sumatera Barat (Bimtek HC Jitu Pasna Sumbar) Angkatan VI / 2021 di Grand Basko Hotel, Padang, Rabu (21/9/2021) malam, Kalaksa BPBD Sumbar Erman Rahman dalam sambutannya juga berbagi pengalaman tentang dirinya yang pernah terpapar Covid-19 selama satu bulan lebih.
BACA JUGA: Sumbar Rawan Bencana, Mario Syahjohan Prioritaskan Dana Pokir ke Urusan Kebencanaan
“Sebelum membuka resmi kegiatan ini, saya berbagi pengalaman bagaimana berbahayanya virus ini. Saya mengimbau masyarakat untuk segera vaksin karena akan menjadi payung saat kita terpapar virus,” ujar Erman.
Selanjutnya ia menekankan bahwa bencana tidak bisa dihindari, tetapi dapat diminimalisir dengan melakukan mitigasi bencana.
Dikatakan Erman, dibutuhkan pencegahan siap siaga dan tanggap darurat serta ketersediaan sarana dan prasarana.
“Pada tahun 2007 dan 2010, kita dalam mendata sering melakukan kesalahan sehingga data yang diserahkan ke pusat tidak tepat. Hal itu dikarenakan belum ada kelompok atau relawan yang dapat melakukan hitung cepat jitu pasna,” ujar Erman.
Menurutnya, keberadaan kelompok atau relawan hitung cepat jitu pasna sangat dibutuhkan dalam upaya penanggulangan bencana. Pada saat terjadinya bencana, para relawan dapat melakukan hitung cepat dan tepat yang berimbas pada penyaluran bantuan bencana.
BACA JUGA: Punya Sederet Trend Bencana, Padang Harus Siap dan Tahu Konsep Dasar Jitu Pasna
"Dengan demikian BPBD memberikan pelatihan ini agar cepat dan tepat penghitungannya,” tambah Erman.
Sementara itu, anggota DPRD Sumbar Komisi IV Mario Syahjohan mengharapkan peserta mengikuti bimtek secara serius mengingat Sumbar merupakan salah satu etalase bencana, sehingga dibutuhkan relawan-relawan yang kuat untuk menghadapi bencana.
Ilmu Diharapkan Tak Tercapai
Ketua Pelaksana Bimtek, Suryadi Eviontri, mengatakan, terselenggaranya kegiatan ini yang utama sekali karena panggilan rasa kemanusiaan yang tinggi, sebab Sumbar rawan terhadap bencana.
“Ini tugas kemanusiaan, tapi ilmu yang peserta dapatkan diharapkan tidak terpakai. Karena, jika terpakai, berarti bencana sudah melanda negeri ini,” tutur Os, begitu sapaan akrab Kabid Rehab Rekon BPBD Sumbar tersebut.
#red