JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI angkat bicara soal ramainya kabar tentang perkembangan terbaru vaksin Nusantara. Ditegaskan, vaksin dendritik besutan dr Terawan Agus Putranto ini bisa diakses oleh siapapun dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.
"Masyarakat yang menginginkan vaksin Nusantara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari rilisnya kepada awak media, Minggu (29/8/201).
"Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut," lanjut dr Nadia.
Soal kelanjutan riset vaksin Nusantara, Kementerian Kesehatan RI telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan TNI Angkatan Darat pada April silam.
Soal kabar pemesanan 5 juta vaksin Nusantara oleh Turki, Kemenkes RI menegaskan vaksin dendritik tidak dapat dikomersialkan karena bersifat individual dan autologus.
"Sel dendritik bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," jelas dr Nadia.
#detik