SUKABUMI, JABAR -- Sekitar 20 rumah di Kampung Cipatuguran RT 01, RT 02 RW 21, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terancam hilang oleh gelombang pasang.
Lurah Palabuhanratu, Deni Zulfan mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke lokasi.
Pihaknya telah meminta pihak perusahaan PT Indonesia Power yang ikut bertanggung jawab permasalahan tersebut untuk memasang geobag sebagai solusi penanggulangan erosi pantai (Abrasi).
"Saat ini insya Allah kami dengan perusahaan akan membuatkan kembali tanggul dari geobag atau dari karung yang disediakan perusahaan," ujarnya kepada wartawan, Selasa (16/2/2021).
Deni menambahkan, gelombang pasang itu terjadi sejak Agustus 2020 lalu. Namun, tidak separah saat ini yang menghantam bronjong.
"Kejadian ini sudah terjadi sejak bulan Agustus tahun 2020 lalu, namun kejadiannya tidak separah sekarang, pada waktu itu penanganan alhamdulilllah dari pihak perusahaan PLTU bertanggung jawab yakni membangun penahan ombak atau tanggul dari batu menggunakan bronjong, berdasarkan musyawarah dengan warga dan pihak perusahaan dan alhamdulillah akhir tahun tuntas," terangnya.
"Harapannya pada waktu itu dengan pembuatan tanggul bisa mengantisipasi, meminimalisir dari terjangan ombak yang cukup besar. Namun, memang kondisi saat ini sejak minggu kemarin kondisi alam dengan ombak yang begitu besar, ini jauh lebih besar dari tahun kemarin sehingga tanggul penahan ombak sebagian rusak lagi tidak kuat lagi, karena mungkin ombaknya lebih besar," jelasnya.
Pihaknya berencana akan memasangkan geobag tersebut di lokasi abrasi yang dekat dengan pemukiman warga.
"Kita coba nanti pasang di area kerusakan akibat abrasi yang deket dengan pemukiman warga. Pemasangan geobag ini atau tanggul sudah menjadi agenda dengan perusahaan secara permanen, namun itu membutuhkan waktu dan izin karena pembangunan nya oleh pemerintah provinsi atau pusat," ucapnya.
"Untuk saat ini kita akan pasang karung penahan abrasi dibibir bibir pantai yang terkena dampak," pungkasnya.
(tnc/bin)