JAKARTA -- Hingga kini, polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran yang menimpa gedung Kejaksaan Agung (kejagung).
Kebaran yang diduga dipicu dari lantai 6 dan menyebar ke seluruh gedung itu terjadi pada 22 Agustus 2020 silam.
Banyak pihak mempertanyakan kejanggalan kebakaran tersebut.
Pihak penyidik Bareskrim Polri pun masih memeriksa sejumlah saksi dan ahli terkait kebakaran yang melalap gedung enam lantai pada 22 Agustus silam itu.
Namun, di sela-sela penyidikan itu, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan, menyampaikan informasi menarik terkait kebakaran gedung utama Kejagung tersebut.
Ia menuturkan, terdapat seorang cleaning service yang diduga terkait dengan kebakaran di Gedung Kejagung.
Joko, sang cleaning service, termasuk satu dari banyaknya saksi yang diperiksa polisi untuk mengetahui penyeban kebakaran.
Hal yang mencurigakan, tutur Arteria, Joko merupakan cleaning service yang bekerja di lantai satu. Namun entah bagaimana ia bisa memiliki akses untuk ke lantai enam.
Selain itu yang menarik lagi dari Joko, dengan pekerjaannya sebagai cleaning service, ia konon memiliki tabungan ‘fantastis’ di rekeningnya sebesar Rp 100 juta.
Jumlah yang menurut Arteria tidak sepadan dengan profil pekerjaannya sebagai cleaning service.
Bareskrim Polri kabarnya sudah memeriksa Joko dengan lie detector.
Namun Arteria mempertanyakan kenapa Joko selalu didampingi oleh staf dari Kejagung saat diperiksa Bareskrim.
"Jaksa Agung harus curiga, ada 1 cleaning service, dia orang kerja di lantai dasar kok bisa punya akses ke lantai 6, yang ditengarai dia tidak hanya cleaning service, bisa berbuat sesuatu," kata Arteria dalam rapat Komisi III DPR dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin pada Kamis (24/9/2020).
"Apa benar, dicek rekening uangnya di atas Rp 100 juta? Apa benar kalau dia diperiksa selalu didampingi anak buahnya mantan JAM?,” imbuhnya.
Bukan itu saja, Arteria juga mempertanyakan alasan saksi cleaning service tersebut digunduli.
Arteria pun meminta Jaksa Agung mencermati setiap proses hukum kasus kebakaran tersebut.
"Apa benar, ada penampilan baru yang bersangkutan dibotakin? Kalau dibotakin hati-hati pak, sulit kalau mau cek DNA rambutnya sudah plontos," ungkapnya
Arteria dalam rapat itu juga meminta Jaksa Agung untuk tak mudah percaya dengan orang.
Soal kebakaran di Kejagung, Arteria meminta Jaksa Agung mengungkap fakta sebenarnya, apakah ada kelalaian atau kesengajaan, atau dugaan adanya aktor intelektual.
Harusnya Pak Jaksa Agung jangan terlalu percaya orang, harus diatensi dan dicermati setiap proses hukum yang terkait dengan kebakaran," katanya.
Uang Rp 100 juta milik Cleaning Service
Pertanyaan soal Joko sang cleaning service yang diajukan Arteria itu kemudian dijawab Jaksa Agung ST Burhanudin.
Kata Burhanuddin, uang Rp 100 juta yang dimiliki Joko sang cleaning service itu tengah diselidiki Bareskrim.
Namun ia tak merinci lebih lanjut sudah berapa lama Joko bekerja di gedung Kejagung dan di lantai berapa dia bertugas.
"Informasi adanya rekening, rekening ini sudah didalami penyidik Bareskrim soal rekening Rp100 juta yang tidak sesuai dengan pendapatannya ini sudah mulai didalami," kata Jaksa Agung Burhanuddin.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Ferdy Sambo, saat dihubungi enggan berkomentar banyak soal pemeriksaan cleaning service itu.
"Sudah masuk dalam materi penyidikan," kata Ferdy, Jumat (25/9/2020).
Ferdy menuturkan, kasus kebakaran Gedung Utama Kejagung masih dalam pendalaman.
"Saksi cleaning service ini yang bernama Joko kalau tidak salah, Joko ini memang bolak balik bahkan diperiksa lie detector supaya terungkap apa sesungguhnya diketahui dan dilakukan yang bersangkutan," katanya menjawab pertanyaan Komisi III dalam rapat kerja di DPR, Kamis (24/9/2020).
Fadil membenarkan Joko memiliki rekening ratusan juta. Namun, mengenai asal usulnya masih dalam tahap penyidikan. Termasuk juga dugaan orang tersebut memiliki akses ke lantai enam tempat titik awal api.
"Ketika proses penyelidikan itu ada dilaporkan ke jaksa yang saya tunjuk, tapi ini dalam proses penyidikan kita dalami itu uang apa dan dari mana nanti itu akan kami bongkar," ujarnya.
Fadil juga mengakui memang ada jaksa yang menemani saksi sejak awal dilakukan penyelidikan dari Mabes Polri.
Alasannya agar para saksi termasuk cleaning service memberikan keterangan yang jujur.
Sumber: tribunnews