MENTAWAI,SUMBAR – Selain melihat kesiapan masyarakat dalam menghadapi masa era new normal, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mentawai juga meninjau lokasi pantai Desa Matobe yang terkena abrasi terjadi beberapa pekan lalu.
Peninjauan pantai Matobe dilakukan lima orang anggota DPRD Mentawai diantaranya, Ibrani Sababalat dari partai PDIP, Juni Arman dari Partai Demokrat, Jimer Munthe dari partai Garuda, Syafridin dari partai Nasdem dan hendri Dunand dari partai PAN.
“Masyarakat Desa Matobe rata-rata tinggal di pesisir pantai, dengan kondisi ini kita berupaya melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah Desa dan Masyarakat untuk menyiapkan tempat lokasi kosong” kata Anggota Komisi I DPRD Mentawai, Ibrani Sababalat, Rabu (17/6/2020).
Ia menyebut, terkait dengan anggaran, pihaknya berupaya untuk mengajukandalam program abrasi pantai, namun melihat kembali kondisi anggaran di Pemkab Mentawai jika memungkinkan.
Menurut Ibrani Sababalat abrasi pantai di Matobe tidak masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD), meski demikian pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Mentawai untuk mempersiapkan fasilitas, karena daerah pesisir pantai tidak nyaman.
“Kami sebagai perpanjangan tangan masyarakat di DPRD mendorong pemerintah daerah untuk merelokasi masyarakat yang tinggal di pemukiman pesisir pantai,” ucap Ibrani.
Hasil peninjauan lapangan akan ditindaklanjuti serta dibicarakan bersama dengan eksekutif. Dalam waktu dekat setelah memasuki masa new normal segera dilakukan pertemuan, karena hal ini menyangkut keselamatan jiwa manusia.
Salah satu warga yang tinggal di pesisir pantai Matobe, Mega, mengatakan, demi keselamatan jiwa dari ancaman abrasi pantai,kalau pihak pemerintah melakukan relokasi kami siap pindah, namun perlu persiapan matang juga.
Sejauh ini, papar Mega pasca terjadinya abrasi pantai yang melanda Desa Matobe beberapa waktu lalu, belum ada pihak pemerintahan desa untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat.
Diakuinya untuk saat ini kalau pasang naik, air laut sampai ke jalan hingga masuk ke lorong rumah masyarakat, bahkan gelombang air pasang diperkirakan cukup jauh hempasannya.
‘Kami tinggal di pesisir pantai ini rata-rata nelayan, sebenarnya tidak nyaman, tapi mau gimana lagi, kalau ada solusi dari pemerintah untuk melakukan relokasi, kami sangat bersyukur” kata Mega,
(ers)