PADANG -- Hasil survei Arah Baru Centre (ABC) menunjukkan hanya ada tiga nama yang akan terlibat dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Barat (Pilgub Sumbar) 2020. Ketiga nama tersebut ialah Wali Kota Padang Mahyeldi; anggota DPR RI, Mulyadi; dan Wagub Sumbar Nasrul Abit.
Direktur ABC, Erizal, mengatakan elektabilitas ketiga kandidat masih bersaing ketat sehingga belum ada pihak yang bisa mengklaim bakal menang.
"Belum ada yang dalam posisi aman, karena terpaut cukup dekat. Konsistensi para pemilih juga masih berada di kisaran 40 persen, sehingga sangat besar peluang untuk berubah pilihan," kata Erizal kepada wartawan, di Padang, Selasa (3/3/2020).
Survei ini digelar pada 21-25 Februari 2020 dengan sampel sebanyak 6.462 responden di seluruh Sumbar, kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan terhadap hasil survei 95 persen dengan margin of error sebanyak 1,2 persen.
Erizal mengatakan ada 14 nama bakal calon gubernur yang masuk dalam daftar survei. Nama-nama tersebut dinilai serius maju Pilgub Sumbar 2020.
"Jika pilgub dilakukan hari ini, maka Mahyeldi akan mendapat 20,8 persen, Mulyadi 20,0 persen, dan Nasrul Abit 17,4 persen," terang Erizal.
Di bawah ketiga nama, terdapat Ali Muhkni (Bupati Padang Pariaman) dengan 7,7 persen, Riza Falepi (Wali Kota Payakumbuh) dengan 6,5 persen, Shadiq Pasadique (mantan Pejabat Kemenpan RB/mantan Bupati Tanah Datar) dengan 4,9 persen, Fakhrizal (mantan Kapolda Sumbar) dengan 4,3 persen, Andre Rosiade (anggota DPR RI/Ketua Gerindra Sumbar) dengan 4,0 persen, Indra Catri (Bupati Agam) 3,5 persen, serta beberapa nama lain, seperti politikus Gerindra Edriana, Sekjen DPD RI Reydonnizar Moenoek, dan Syamsu Rahim, mantan Bupati Solok.
Popularitas calon gubernur Sumbar:
1. Mulyadi 61,3 persen
2. Nasrul Abit 56,3 persen
3. Mahyeldi 55,1 persen
Elektabilitas calon gubernur Sumbar:
1. Mulyadi 15,7 persen
2. Nasrul Abit 13,3 persen
3. Mahyeldi 10,8 persen
4. Ali Mukhni 6,0 persen
5. Andre Rosiade 5,3 persen
6. Fakhrizal 5,2 persen
Menurut Erizal, persaingan ketat tersebut akan terus berlangsung hingga pemilihan. Apalagi ada 43,3 persen pemilih bisa berubah pilihan dan hanya 40,4 persen yang menyatakan tetap pada pilihannya. Sementara sisanya tidak menjawab.
Tingginya elektabilitas tiga nama itu akan membuat peta persaingan bisa terkunci bila ada dari tiga (besar) dari nama itu berpasangan.
"Nah, kalau ada yang berpasangan dari tiga nama ini, misalnya Mahyeldi-Mulyadi, Mahyeldi-Nasrul Abit, atau Mulyadi-Nasrul Abit, maka Pilkada Sumbar sudah bisa terkunci," Erizal menjelaskan.
"Hanya saja, siapa yang mau jadi nomor dua? Karena semuanya ingin jadi nomor satu," imbuhnya.
Sumber: detik.com