NURKHALIS adalah seorang pemuda asal Kabupaten Limapuluh Kota yang cukup aktif dalam kegiatan pertanian. Menjabat sebagai Koordinator Wilayah Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sumatera Barat, tentunya dirinya tahu betul seluk beluk dan bagaimana gerakan dan pola pertanian hari ini, termasuk permasalahan dan kekurangan yang dirasakan oleh petani.
Melihat perkembangan pertanian Indonesia, khususnya Sumatera Barat, Nurkhalis menyimpulkan kondisinya 'bak siput berjalan. Karena itulah dirinya memberanikan diri untuk maju sebagai salah satu caleg DPD RI periode 2019-2024 perwakilan Sumatera Barat.
Tiga agenda yang melekat dalam hatinya kelak jika duduk di senayan, fokus terhadap pertanian. Ketiga hal tersebut adalah memberikan bantuan hukum bagi petani, memodernisasi pertanian dan penguatan lembaga petani.
Pasalnya, saat Nurkhalis melihat bagaimana perkembangan pertanian di Eropa lalu membandingkan dengan Indonesia, khususnya Sumatera Barat, sangat jauh berbeda. Pertanian di Eropa sudah menggunakan teknologi yang maju. Bahkan di Belgia petani sudah menggunakan robot untuk memetik hasil panen. Beda hal dengan petani di Sumatera Barat yang masih menggunakan teknologi manual atau tenaga manusia.
Termasuk dalam proses bercocok tanam. Untuk mendapatkan hasil bumi berkualitas tinggi, dibutuhkan teknologi, pengetahuan dan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Apalagi Indonesia adalah negara yang masuk dalam zona iklim tropis serta memiliki tanah yang subur.
“Nasib petani hari ini tidak jauh beda saat masih masa penjajahan Belanda. Susah untuk maju dan sejahtera. Hari ini banyak fenomena kriminalisasi, pembodohan, monopoli dan kapitalisasi petani. Sangat disayangkan jika terus berlanjut. Padahal kelangsungan kehidupan manusia berada di pundak mereka. Alhamdulillah saya berkesempatan maju ke pusat melalui pencalonan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Saya membulatkan tekad untuk maju dan duduk sebagai anggota DPD RI dari Sumatera Barat. Saya ingin berbuat nantinya, bagaimana petani itu merdeka 100 persen,” ungkap Nurkhalis.
Sosok Nurkhalis selama ini memang belum terlalu populer di telinga masyarakat Sumatera Barat. Karena memang ia memiliki karakter yang tidak mau terlalu sibuk dengan pencitraan. Selama 5 tahun belakangan ini, ia hanya fokus dalam mengurusi sektor pertanian Sumatera Barat. Bagaimana membangunkan lahan tidur menjadi produktif dan memberikan kesejahteraa bagi petani.
Akan tetapi, di kalangan petani, namanya cukup harum setelah berhasil membuka lahan jagung 10 ribu hektar di Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Solok, Kota Solok,Pasaman Barat, Pasaman, Tanah Datar, Kota Padang, Sijunjung, Dharmasraya, Agam, Pesisir Selatan, Mentawai dan dan kampung halamannya sendiri di Kabupaten Limapuluh Kota.
Rasanya, setiap lumpur, ladang dan persawahan Sumatera Barat ini, jadi saksi bisu bahwa kakinya kerap memberikan jejak. Dari jorong ke jorong, nagari ke nagari disusuri Nurkhalis hanya untuk kepentingan petani. Tak ada keuntungan materi yang dicarinya. Yang ada hanya kepuasan hati dan bakti kepada masa lalu. Dirinya lahir, besar dan berkembang dari lingkungan petani.
Karena itulah pada lembaran surat suara pemilu untuk DPD RI, masyarakat akan melihat satu foto yang berbeda dari yang lain, pada nomor urut 38. Nurkhalis berani memajang foto ala petani di surat suara. Ia memakai baju kaos putih lengkap dengan kain sarung dan topi caping. Ini bukti Nurkhalis membuka dirinya dari dan untuk petani. Berbeda dengan Caleg DPD RI lainnya yang berfoto dan berpakaian formal layaknya kaum elite.
Prestasi Nurkhalis di bidang Pertanian:
1. Pemuda Award dalam kategori Pemuda Pegiat Petani dari Menteri Pemuda dan Olahrga Pada Maret 2019
2. Piagam dari Gubernur Sumatera Barat sebagai Pemuda Pegiat Petani pada April 2018
3. Prestasi Pemuda Tani (GEMPITA) Sumbar yang mendapatkan 5 besar Nasional dari Kementerian Pertanian
***