GADIS berkerudung ini bernama lengkap Puja Indriani. Saban hari, ia harus siaga menunggu lampu merah, lalu dengan sigap menghampiri kendaraan yang berhenti, menawarkan air mineral botol sedang kepada para pengendara maupun penumpang.
Aktivitas sebagai pengasong air mineral dilakoni Puja sepulang dari sekolah. Ia saat ini tercatat sebagai siswi kelas VI SDN 16 Campago Ipuah Mandiangin, Koto Selayan, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Ketika teman-teman sebayanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dan bermanja-manja dengan orangtua masing-masing, gadis belia ini justru harus berjuang mengadu peruntungan sebagai pengasong air mineral di Simpang Bypass Anak Aia Bukittinggi.
Bocah berusia sekitar 12-13 tahun ini, tinggal bersama keluarganya di Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang atau Belakang Kantor BPJS Bukittinggi.
Puja merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Menurut pengakuannya, ayahnya sudah meninggal dunia. Sementara ibunya, hanyalah seorang tukang cuci sehingga kesulitan membiayai hidup.
"Sudah 3 bulan saya berdagang, untuk bantu ibu dan mewujudkan cita-cita menjadi Polwan," ungkapnya ketika dijumpai di sela aktivitasnya berjualan air mineral, Jumat (5/10/2018).
Tentunya, Puja harus membaur bersama pengamen dan pedagang asongan lainnya di Lampu Merah yang sangat sibuk itu, di bawah terpaan hujan maupun panas.
Puja samasekali tak lelah dan merupakan satu-satunya pedagang perempuan usia belia di kawasan tersebut, sehingga Puja tampak sangat mencolok. "Saya tak malu, sebab lumayan juga hasilnya kendati kadang tak habis," katanya.
Ia menjual air mineral perbotol dengan harga 4000 ribu rupiah. Dalam sehari berjualan ia mengaku bisa menghabiskan sebanyak 1-2 dus.
Dalam berdagang, Puja beraksi tiap kali mobil berhenti saat kena lampu merah, dengan menjinjing sebuah plastik berisi beberapa botol air mineral, ia akan berkeliling menawarkan dagangannya ke setiap pengendara.
Pekerjaan yang sangat beresiko sebenarnya, namun warga asal Pasaman Barat yang sudah lama menetap di Bukittinggi tersebut mengaku tak punya pilihan. "Harus bantu Ibu dan tentunya demi jadi Polwan," ulangnya sekali lagi.
# disarikan dari postingan Yandi Asmara Sikumbang
#fb.kaba_nagari