SOLO, JATENG -- Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar mendukung Joko Widodo menjadi presiden untuk kedua kalinya. Hal ini disampaikan Antasari saat pelantikan pengurus organisasi Pro Jokowi Nawa Cita (Pronata) di Solo, Jawa Tengah, Selasa (31/7/2018).
Pelantikan pengurus DPC Pronata Surakarta di Graha Saba Buana, Antasari tampak naik ke atas panggung dan memberikan selamat kepada para pengurus yang dilantik.
Diwawancara usai acara, Antasari dengan tegas menyatakan dukungannya kepada Jokowi. Dia bersama Pronata siap memenangkan Jokowi dua periode.
“Saya katakan dukung Jokowi,” katanya.
Antasari juga menyebut Jokowi telah mampu memutus rezim yang zalim, dan mampu menegakkan kebenaran dan keadilan.
“Karena sudah hilang era yang pernah zalim. Sudah jelas beliau menegakkan keadilan dan kebenaran,” ujar dia.
Saat dipertegas soal rezim zalim yang ia sebut, Antasari enggan menjelaskan. Namun diketahui, Antasari terjerat kasus pembunuhan saat ia masih aktif sebagai Ketua KPK pada 2009.
Dia pun dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan mendekam di penjara. Tahun lalu, Presiden Jokowi mengabulkan grasi Antasari.
“Sudahilah, putuskan langkah rezim zalim. Kita kawal mereka yang mengedepankan keadilan. Buktinya apa? Saya bisa di sini karena Pak Jokowi, kalau tidak, saya masih gini (dipenjara),” ujarnya.
Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PD Ferdinand Hutahaean saat dihubungi mengatakan, Antasari mendukung Presiden Jokowi dua periode baginya tidak heran.
Ferdinand mengemukakan, sikap Antasari sembari mengungkit ‘peran’ Antasari di Pilgub DKI 2017.
“Itu sudah seharusnya karena semua tahu bagaimana Antasari mengambil peran atau patut diduga diberi peran saat Pilkada DKI tahun lalu,” ujar Ferdinand, Selasa (31/7/2018).
Menjelang pencoblosan Pilgub DKI 2017, Antasari mengeluarkan pernyataan terkait kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen dan menyebut nama Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono. Pada Pilgub DKI lalu, PD mengusung putra sulung SBY, yang kini menjadi Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). AHY, yang saat itu berpasangan dengan Sylviana Murni, gagal masuk ke putaran kedua Pilgub DKI.
Ferdinand pun menuding Antasari mendapat perlakuan khusus dari Istana selama ini.
“Antasari terpidana otak pembunuhan Nasrudin mendapat kesempatan khusus menjadi tamu Presiden di Istana. Dan itu rekor sejarah yang dicetak seorang presiden dengan memberi tempat istimewa, dijamu di Istana. Jadi lumrah saja kalau Antasari mendukung Jokowi,” ucap Ferdinand.
“Minyak memang harus berkumpul dengan minyak, air dengan air,” tandas Ferdinand.
(clb/ian)