SEMBOYAN "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua" agaknya pantas disandingkan dengan jalinan kebersamaan yang tercipta di wadah sosial bernama Ikatan Kekeluargaan Wartawan atau disingkat "IKW". 

Beda karakter, asal usul, latar belakang pendidikan, usia, beda perusahaan media, serta banyak lagi perbedaan tidak menjadikan puluhan praktisi media online di dalam wadah sosial ini merasa saling bersaing, saling ego, saling mengkedepankan kepentingan atau visi bisnis media masing-masing. 

Sebaliknya, ragam perbedaan yang ada justru menjadikan jalinan ukhuwah sesama anggota IKW makin kuat. Masing-masing individu lebih bijak dalam bersikap. Sebab rata-rata adalah insan seprofesi, kadang makan asam dan garam dari wadah yang sama. Dinamika hingga resiko pekerjaan masing-masing relatif sama. Adapun perbedaan, kadarnya sangat tipis.

Selalu berupaya menetralisir pergesekan kepentingan, lebih saling memahami, lebih saling atensi dan lebih saling empati dan peduli satu sama lain, itu kunci kokoh dan tangguhnya sebuah komunitas.

Baim Imunk, Pemred Media Online www.infonusantara.com, mengaku salut  sekaligus bangga atas rasa kebersamaan yang terbangun dalam wadah sosial IKW. Kendati baru bergabung di penghujung 2017, ia merasa, baru di wadah IKW-lah dirinya merasakan persaudaraan sejati. 

“Mudah-mudahan rasa ini dapat selalu terjalin dan dipertahankan selama-lamanya” harap Baim, ketika menyambut kehadiran rekan-rekan IKW ke resepsi pernikahan salah seorang kemenakannya, di kawasan Jalan Nipah, Padang, Sabtu (3/2/2018). 

Ketua IKW, Ecevit Demirel, mengaku cukup senang dan puas upaya menggalang kebersamaan dan kesetiakawanan insan seprofesi cukup berhasil. Terbukti dari terus bertambahnya pemilik media, baik online maupun cetak, yang merapat lalu mendaftar sebagai anggota sesuai ketentuan yang telah disepakati para pionir semenjak awal IKW terbentuk. 

"Jika pada awalnya 30an orang saja, sekarang tercatat sebanyak 48 orang anggota," ungkap pemilik sapaan "ede", pemred www.sumatrazone.co.id tersebut. 

Ia menegaskan bahwa satu sama lain di wadah sosial ini sudah seperti satu keluarga, saling peduli, saling empati. 

"Sebab, IKW lahir karena panggilan jiwa. Perlu ditekankan di sini, IKW itu kepanjangannya ikatan Kekeluargaan Wartawan. Kekeluargaan, bukan Keluarga. Jadi yang kebih dikedepankan adalah rasa kekeluargaan satu sama lain. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing," ungkapnya.

Terakhir, ia menekankan, sepanjang tidak ada karakter khianat atau pihak-pihak dengan niat tertentu sengaja merongrong wadah yang dibentuk dari nawaitu tulus ikhlas tersebut, dirinya selaku pribadi kommit untuk selalu bersama. Namun sekiranya dalam perjalanan akan lebih banyak mudharat ketimbang manfaat yang dirasakan, ia siap pula "Say Goodbye!" 

(ard)
 
Top