Sepintas penampilan Ahmad Sandra, balita itu tampak normal seperti balita lainnya. Namun siapa sangka, di balik wajahnya yang lugu, balita ini mempunyai kelainan dimana dia tidak punya lubang anus semenjak lahir.
Menurut ibunda si balita tanpa anus ini, sejak berumur tiga hari, Ahmad anaknya tidak bisa buang air besar. Sehingga kotoran yang di dalam perutnya terpaksa dikeluarkan melalui usus di bagian perut.
Untuk menjaga agar kotoran balitanya tidak kena baju dan tercium bau, maka diakali dengan dibungkus menggunakan kain kecil.
"Kotoran dikeluarkan melalui usus di bagian perut. Memang ngak ada masalah, tetapi saya sebagai orangtua kasihan melihat kondisinya," tutur Ilmah sang bunda kepada sejumlah wartawan di kediamannya, Senin (29/1/2018)
Ilmah juga mengakui, sesudah Ahmad berusia satu minggu pernah dibawa ke RS Dr. M Djamil Padang Provinsi Sumatera Barat dan ketika itu menghabiskan biaya lebih dari lima juta rupiah.
"Hingga saat ini uang yang dipinjam ke tetangga belum juga bisa dikembalikan," ungkapnya dengan sedih.
Upaya keluarga untuk mengobati Ahmad terus dilakukan, tapi sampai sejauh ini tak membuahkan hasil. Sang ibu mengaku sudah kesulitan memperoleh biaya untuk mengupayakan operasi pembuatan lubang anus yang mencapai puluhan juta itu.
"Rencananya, Ahmad mau saya bawa ke RS Dr. M Djamil Padang lagi untuk operasi karena usianya sudah bisa operasi lagi. Tapi kami kesulitan biaya," ungkapnya.
Ilmah tak henti-hentinya menitikan air mata ketika menatap wajah anak kesayangannya itu. Di usianya yang masih balita sudah mengalami ketidaknormalan.
"Saya sudah tak bisa ngomong apa-apa lagi karena tidak mempunyai uang untuk biaya operasi Ahmad. Memang kami memiliki BPJS, tapi, yang menjadi beban buat saya untuk biaya nanti di RS Dr. M Djamil Padang," ucapnya.
Ilmah juga mohon bantuan kepada para dermawan untuk membantu mengobati anaknya tersebut.
Sementara Syahdan Nasution (38), salah seorang warga setempat mengaku sangat kasihan melihat balita yang juga anak dari tetangganya itu. Tapi apa mau di kata, dirinya pun tak mampu untuk membantu biaya operasi balita itu hingga jutaan rupiah,
"Saya mau bantu, namun kehidupan saya pun masih paspasan," ujarnya
Selain kasihan, Syahdan pun berharap ada perhatian dari seorang dermawan kepada tetangganya berupa bantuan dana berobat.
"Kasihan kami melihatnya setiap hari anak itu sering merintih kesakitan, orangtuanya pun sering curhat untuk kelanjutan biaya pengobatan Ahmad yang kabarnya butuh biaya besar," kata Syahdan.
(syh)