MEDAN -- Saat ini Malaysia memasuki fase Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) yang dimulai pada 10 Juni hingga 31 Agustus 2020. Fase ini tentunya merupakan kabar baik bagi industri pelancongan Malaysia, karena pada tahap ini penerapan new normal akan berangsur-angsur diterapkan bagi pelancongan domestik terlebih dahulu.
Konsul Pelancongan Malaysia - Medan, Hishamuddin Mustafa berharap warga akan selalu disiplin dalam menjaga diri, menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, sehingga pada tahap pemulihan ini tidak ditemui lagi kasus baru, sehingga pintu masuk antarbangsa bisa dibuka kembali.
Ia juga menyinggung mengenai konsep travel bubble yang tengah dipertimbangkan oleh negara seperti Selandia Baru dan Australia, yang memungkinkan warga Australia dan Selandia Baru untuk melakukan perjalanan antara kedua negara di masa pandemi Covid-19.
Untuk bisa sampai ke tahap penerapan travel bubble, diperlukan keyakinan dan kepercayaan negara-negara yang bersepakat bahwasanya negara-negara ini tidak lagi memiliki banyak kasus sehingga resiko penularan sangat kecil, seperti Australia dan Selandia Baru yang jumlah kasusnya telah berhasil dikendalikan.
“Di Indonesia, Aceh bisa menjadi wilayah yang menerapkan travel bubble. Karena Aceh berada pada green lane atau zona hijau selama pandemi COVID-19. Oleh karena itu, selepas PKPP 31 Agustus di Malaysia nanti kita perlu mengatur strategi dan program-program promosi untuk menjayakan kembali industri pelancongan kedua wilayah jiran ini”, ujarnya.
Hishamuddin mengusulkan wisata kesehatan mesti menjadi prioritas untuk saat ini. Banyak warga Aceh yang sudah tertahan untuk berobat di Penang selama fase Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) hingga Perintah Kawalan Pergerakan Pemulihan (PKPP) dari Bulan Maret hingga Agustus nanti.
Sebab itu, sekiranya travel bubble dapat diterapkan antara Aceh dan Penang, tentunya ini adalah langkah yang baik untuk menghidupkan lagi wisata kedua wilayah, khususnya wisata kesehatan.
Sumber: indigomediapromo