Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Ada yang dari Kota Padang, Dharmasraya, Kota Pariaman, Kabupaten Agam dan lainnya.
Musa Rasyidin, seorang aktivis angkatan'98 yang pernah melanglang buana dengan berbagai pergerakan di era reformasi, memaparkan tiga pointer penting yang selayaknya dilakukan para da'i di era digital saat ini.
Pertama, seorang dai harus selalu memiliki obsesi baru tentang peluang dakwah secara digital dalam setiap situasi
Kedua, seorang da'i harus melihat pandemi Covid 19 bukan sebagai hambatan tapi sebuah peluang yang terbuka lebar tanpa batas atau unlimited opportunity yang bisa dilakukan lewat media digital.
Ketiga, ada dua alasan alasan kenapa da'i harus memaksimalkan dakwah di dunia maya. Satu, karena jangkauan media digital lebih luas bahkan bisa menembus batas negara dan benua. Dua, karena secara demografis audiens di dunia maya lebih didominasi kalangan menengah ke atas yang memiliki tingkat intelektualitas berkelas, sehingga dakwah jauh lebih efektif dan tercerahkan.
Ede: Media Makin Lengkap Jika Ada Unsur Dakwah
Pada sesi lanjut, Ketua FEM, Ecevit Demirel, mengungkapkan rasa senang sekaligus bangga berkesempatan mengikuti zoom meeting bersama para da'i atau mubaligh kondang se-Sumbar.
"Selaku manusia konvesional, ini menjadi moment istimewa bagi saya, bisa berbincang sekaligus berdiskusi dengan teman-teman da'i yang tentunya adalah sosok-sosok dipanuti oleh para jemaah di daerah masing-masing," ungkap pemilik sapaan "ede" yang juga owner media online www.sumatrazone.co.id tersebut.
Menurut pria yang mengawali karir jurnalistik di koran harian jawapos group ini, eksistensi sebuah media akan semakin lengkap jika di dalamnya juga ada unsur dakwah. Terutama bagi media-media yang tumbuh dan berkembang di alam Minangkabau yang sohor dengan filosofi "adaik basansi syarak, syarak basandi kitabullah". Selain berbudaya, alam Minangkabau juga identik dengan para cendekiawan dan masyarakatnya yang relijius. Bahkan, masyarakat di luar sana kerap menjuluki Sumbar sebagai provinsi berjuta da'i.
Selaku praktisi kemediaan, pihaknya menyambut baik semangat para da'i menyemaraki ruang digital dengan postingan-postingan bermuatan syiar Islam serta tuntutan-tuntunan ke arah positif lainnya. Baik melalui pengoptimalan media online maupun lewat pemanfaatan media sosial seperti facebook (FB), twitter, instagram (IG), blogger maupun YouTube.
"Semakin marak postingan bersifat positif di medsos, maka akan semakin terisi rohani para netizen, termasuk kami para jurnalis atau awak media," ungkapnya.
Di penghujung pemaparannya, Ketua FEM menyatakan bahwa pihaknya, baik selaku owner media maupun selaku penggerak wadah kemediaan, membuka diri selebar-lebarnya bagi para da'i atau mubaligh yang ingin menyumbangkan materi dakwah untuk dipublish di www.sumatrazone.co.id atau media-media online lainnya seperti RITVone, MediaPortalAnda, Tanamonews, Bijaknews, Kupasonline, MataSumbar, baik berupa tausiyah singkat, ceramah ramadan, maupun pesan-pesan berisi syiar Islam.
Eri Gusnedi: Buatlah Postingan, Jangan Sekedar Menikmati
"Pada era dijital, informasi sangat mudah diperoleh, sehingga perlu disaring keabsahan atau kebenarannya, sebelum kemudian membagikan pula informasi tersebut ke orang lain," paparnya.
Kemudian, mubaligh yang sangat menyenangi kegiatan jurnalistik serta terbilang aktif melaksanakan kegiatan pengkaderan jurnalistik ini juga mengingatkan bahwa selaku netizen jangan hanya terpaku pada kebiasaan menikmati postingan orang lain. Lebih dari itu, buatlah postingan atau konten yang akan dinikmati oleh orang lain.
Hingga akhir, kegiatan diskusi berlangsung hangat, dimana peserta sangat antusias akan mengambil saham dakwah di dunia maya.
Zumfiadi, salah seorang peserta, merasa termotivasi untuk aktif berdakwah dengan memanfaatkan berbagai pasilitas yang tersedia di era digital.
"Alhamdulillah saya merasa termotivasi dengan kegiatan ini. Banyak pengetahuan yang bisa saya serap dan insya Allah saya siap untuk mengaplikasikanya," ungkap Zumfiadi.
(rel)