Kapolri Jenderal Idham Aziz ketika menyalami salah seorang siswa Setukpa Lemdikpol Polri Sukabumi, ketika membuka secara resmi pendidikan TA 2020, Selasa (3/3/2020) lalu. f: dok.detiknews.id |
Hal ini diungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono usai mengecek kondisi para siswa tersebut di Setukpa, Kota Sukabumi, Rabu (1/4/2020).
"Sesuai perintah bapak Kapolri sehubungan dengan pemberitaan siswa Setukpa terjangkit atau positif Corona maka kita cek ke sini, ada Ka SDM Polri dan Karo Psikologi. Kita langsung mengecek, mengawasi melihat, memberikan beberapa arahan-arahan berkaitan dengan siswa tersebut," kata Argo kepada awak media.
Argo mengungkapkan, sebanyak 1.550 siswa yang ada di Setukpa menjalani rapid test beberapa hari lalu. Dari jumlah tersebut, 300 siswa dinyatakan positif Corona.
"Saat ini 300 siswa yang dinyatakan positif usai rapid test tersebut ada di Setukpa, kemudian 1.250 siswa lainnya itu cuti. Dari 300 ini sudah dilakukan langkah oleh Setukpa, Pusdokes Polri, SDM Polri dan Kasetukpa," ucap Argo.
Ada beberapa langkah yang dilakukan Polri, antara lain pemberian vitamin dan isolasi mandiri. Saat ini kondisi 300 siswa tersebut dalam keadaan baik.
"Yang pertama isolasi mandiri, kedua adalah pemberian vitamin C injeksi dan tablet. Kemudian rontgen dan olah raga ringan, berjemur. Itu semua sudah kita lakukan. Secara teknis akan dijelaskan nanti oleh Kapusdokes," bebernya.
Argo meminta masyarakat yang tinggal di sekitar area Setukpa untuk tidak resah dan khawatir, karena pihaknya sudah melakukan langkah sesuai protokol kesehatan penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona.
"Masyarakat sekitar Setukpa tidak perlu khawatir, dari 300 siswa itu sudah dilakukan langkah-langkah kedokteran sudah dilakukan, langkah psikologi juga sudah kita lakukan. Semua dalam kondisi baik dengan situasi baik juga. Nanti dijelaskan oleh Kapusdokes," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen (Pol) Musyafa menyatakan, hasil rapid test bukan berarti ratusan siswa tersebut sudah benar-benar terjangkit Corona.
"Perlu kita ketahui bahwa pelaksanaan rapid test ini tidak menjamin yang bersangkutan positif Covid 19 karena akurasinya kurang lebih 80 persen dan itu tidak khusus (hanya) Covid 19," kata Musyafak.
Ia juga mengungkapkan, telah melakukan sejumlah langkah untuk menjaga kondisi kesehatan para siswa. Salah satunya memberi tambahan menu makan yang tujuannya untuk stamina sekaligus obat yang menguatkan daya tahan tubuh dan imunitas.
"Seperti kemarin pemberian injeksi vitamin 1000 miligram dengan harapan ada daya tahan tubuh yang tinggi, kalau memang terinfeksi virus tubuh bisa mengcounter, diisolasi kita berikan obat vitamin untuk daya tahan tubuh," jelas Musyafak.
"Masyarakat tidak perlu khawatir khususnya yang disini. Sudah dilakukan foto rontgen, dan hasil nya dalam batas normal," ujar dia.
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat mengungkapkan adanya klaster baru penyebaran Corona di Jabar. Klaster baru itu terdapat di satu kecamatan di Kota Sukabumi.
Penemuan klaster baru itu diketahui setelah dilakukan rapid test kepada 22 ribu orang. Dari hasil tes tersebut terdapat sebanyak 300 orang yang terindikasi positif Corona yang sebagian besar berada di Kota Sukabumi.
"Dari hasil tes masif itu, paling banyak itu dari Sukabumi, itu yang terbesar dari seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jabar. Jadi bukan di Depok, Bekasi, ini menjadikan Sukabumi sebagai klaster baru," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (30/3/2020).
Sumber: detik.com