PEKANBARU -- Sejalan dengan bergulirnya otonomi daerah dan bergantinya kepemimpinan, Kota Pekanbaru terus berkembang pesat dan menjelma menjadi Kota yang luar biasa di Indonesia dalam dekade 10 Tahun terakhir.
Dengan posisi wilayah yang sangat strategis, Pekanbaru memiliki potensi yang unik, karena berada tepat di tengah propinsi Riau dan di jantung pulau sumatera. Dikelilingi daerah yang kaya dengan sumber daya alam, berada pada jalur lintas timur Sumatera dan sekaligus berfungsi sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat menuju kawasan Asia, Amerika dan Eropa. Pekanbaru menjelma menjadi kota harapan baru di Negara Republik Indonesia.
Disamping berkembang menjadi sebuah metropolitan Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar dan Palalawan), Pekanbaru juga tumbuh menjadi salah satu pusat kegiatan nasional dan memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional khususnya wilayah sumatera. Perkembangan Pekanbaru sebagai sebuah kota bisnis menempatkan kota ini sebagai kota dengan peredaran uang terbesar di Indonesia di luar pulau jawa, yang didominasi oleh kegiatan jasa, perdagangan dan industri (MICE dan manufaktur).
Bahkan dalam suatu kesempatan, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Pekanbaru, kota masa depan yang berperan sebagai the Capital City Of Sumatera atau Ibu Kota dari Pulau Sumatera. Perkembangan ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Mc. Kinsey dan Boston Consulting Group dalam sebuah studi (2012) yang menyatakan bahwa Pekanbaru memiliki prospek sebagai daerah tujuan investasi terbaik di Indonesia (2030).
Baca Juga: Dishub Pekanbaru Bakal Derek Kendaraan Parkir di Jalur Sepeda
Keberhasilan dan kemajuan yang berhasil dicapai selama ini tentu tidak terlepas dari kepemimpinan Wali kota dan dukungan masyarakat, khususnya dalam mewujudkan visi pembangunan Pekanbaru. Kolaborasi inilah yang menjadi kunci sukses pembangunan, apalagi Pekanbaru tidak memiliki sumber daya alam sebagai modal, maka yang menjadi modal pembangunan adalah masyarakat (SDM), yaitu masyarakat berkualitas (masyarakat unggul) atau yang disebut masyarakat madani.
Pada periode pertama Firdaus-Ayat (2012-2017) visi yang diusung adalah “Terwujudnya Pekanbaru Sebagai Kota Metropolitan Madani”, metropolitan untuk fisik kotanya dan madani untuk masyarakatnya. Sedangkan untuk periode kedua (2017-2022) pasangan Firdaus-Ayat dipercaya kembali oleh masyarakat memegang amanah menjadi pelayan masyarakat dengan mengusung visi “Terwujudnya Pekanbaru Smart City Madani”. Smart City adalah lanjutan dari konsep pembangunan kota metropolitan pada periode pertama, sedangkan madani adalah konsep masyarakat unggul, sama seperti periode sebelumnya dan tetap menjadi visi pada periode kedua yang berkelanjutan.
Sebagai salah satu kota besar dengan berbagai kompleksitas persoalan perkotaan, justru menjadi motivasi dan tantangan bagi Firdaus-Ayat dalam membuat strategi pembangunan yang visioner. Keberhasilan upaya ini dapat diukur dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pekanbaru dengan nilai 80,66, yaitu angka yang menunjukkan tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah, angka ini tertinggi di Riau (72,44) dan diatas rata-rata nasional (71,39) bahkan diatas DKI Jakarta (80,47).
Firdaus-Ayat menerapkan strategi pembangunan yang adaptif dan visioner
yang mengedepankan inovasi dan kreatifitas dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan, sejalan dengan konsep kota cerdas yang ingin diwujudkan.
Perkembangan dan dinamika Pekanbaru tidak terlepas dari perhatian pemerintah pusat, yang menilai bahwa Pekanbaru sangat cocok dan siap untuk implementasi berbagai pilot project (proyek percontohan) dalam mengatasi berbagai permasalahan perkotaan, pengembangan kebijakan dan kegiatan strategis nasional khususnya di bidang infrastruktur perkotaan, pelayanan publik dan kebijakan lainnya.
Pilot project disamping sebagai bentuk penghargaan terhadap komitmen pemerintah kota Pekanbaru dalam mengatasi berbagai masalah perkotaan juga merupakan bantuan yang diharapkan berdampak langsung terhadap percepatan pembangunan di Pekanbaru sehingga keberhasilan ini nantinya dapat ditularkan ke daerah-daerah lain.
Pekanbaru Sebagai PILOT Project Program Strategis Nasional diantaranya adalah :
- Pilot project Inovasi Daerah, dari Kementerian Dalam Negeri, bersama 31 daerah lainnya dari 516 daerah otonom di Indonesia.
- Pilot project Pengolaahan Air Limbah Domestik Skala Kota dengan sistem perpipaan, Pekanbaru menjadi salah satu dari empat kota di Indonesia yang ditunjuk Kementerian PUPR dalam Pengelolaan Instalasi Air Limbah (IPAL).
- Pilot project Program KPBU, Kementerian Keuangan menjadikan Pekanbaru dan tiga Kota lainnya sebagai Pilot Project program KPBU, Pekanbaru untuk air bersih, Sidoarjo untuk rumah sakit, dan Surakarta untuk Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU).
- Pilot project Perencanaan Angkutan Umum Masal, Kementerian Perhubungan Menetapkan Pekanbaru sebagai salah satu Kota dan empat kota lainnya yaitu, Bandung, Semarang, Batam dan kota Makasar sebagai implementasi pilot proyek ini .
- Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata (Agrowisata) di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir.
- Destinasi Wisata Halal, Kementerian Pariwisata menjadikan Pekanbaru dan Propinsi Riau menjadi destinasi wisata halal dari 16 daerah lainnya di Indonesia.
- Pembangunan Kawasan Industri Tenayan Eco Industrial Park (TEIP) menjadi pilot project pembangunan kawasan Industri di Indonesia.
- Pilot Project Program BPNT ( pengganti Raskin), dari Kementerian Sosial, Pekanbaru bersama 44 Kabupaten/Kota lainnya.
- Pilot Project Program SLRT ( Sistem Layanan Rujukan Terpadu dalam Penanganan Penanggulangan Kemiskinan dan PMKS), dari Kementerian Sosial.
- Program Gerakan 100 Smart City, Kementerian Kominfo bersama Bappenas, Kemendagri, Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR menjadikan Kota Pekanbaru bersama 99 kota/kabupaten lainnya sebagai pilot project pengembangan smart city di Indonesia, melalui program ini Kementerian Kominfo memfasilitasi daerah-daerah untuk memiliki masterplan dan konsep pengembangan smart city dengan melibatkan para pakar smart city.
Namun konsep smart city yang dikembangkan oleh Pekanbaru sedikit berbeda dengan konsep yang ditawarkan karena sebelum masuk program ini Pekanbaru sudah memiliki konsep sendiri yang sudah diimplementasikan dan terintegrasi ke dalam RPJMD Kota Pekanbaru.
Saat ini konsep Pekanbaru smart city menjadi mazhab tersendiri yang meletakan smart government dan smart mobility sebagai dimensi atau pilar utama bersama 4 pilar lainnya (smart people, smart economy, smart environtment dan smart living) dalam membangun kota cerdas. Konsep ini diakui dan ikut memperkaya khasanah keilmuan di bidang smart city disamping mazhab yang sudah ada seperti konsep yang dikembangkan oleh Kominfo/UI, ITB dan Bappenas.
Disamping menjadi pilot project untuk berbagai program dan kegiatan strategis nasional, Pekanbaru juga memiliki inovasi dan kreatifitas yang lebih cepat atau lebih awal dari daerah-daerah lain bahkan dari pemerintah pusat, beberapa terobosan ini kemudian dijadikan referensi dan rule model dalam penyusunan kebijakan dan kegiatan strategis yang dinilai sukses dan layak menjadi contoh dan dikembangkan di daerah-daerah lain.
Pekanbaru Sebagai Percontohan Program Statregis Nasional (Rule Model):
- Rule Model Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru, MPP Pekanbaru merupakan inovasi dalam pelayanan publik, inovasi ini menempatkan Pekanbaru sebagai kota besar dengan pelayanan publik terbaik dengan prediket Platinum di Indonesia. Kementerian PAN-RB menyatakan bahwa saat ini MPP Pekanbaru adalah MPP terlengkap dan terbaik di Indonesia yang melayani lebih dari 173 perizinan dari puluhan instansi pemerintah dan non pemerintah. Tak ayal, MPP Pekanbaru menjadi rujukan pemerintah daerah baik di pulau jawa, pulau sumatra, Pulau sulawesi, dan Kalimantan, serta daerah lainnya.
- Rule Model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rumah Ibadah/Masjid Paripurna, dalam program ini masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tapi juga sebagai pusat pendidikan, pembinaan generasi muda dan pemberdayaan masyarakat dengan konsep tridaya, yaitu pemberdayaan ekonomi, sosial dan lingkungan. Pemberdayaan ekonomi dilakukan melalui Pembinaan UMKM berbasis ekonomi syari’ah dengan memanfaatkan potensi pasar dari jemaah dan lingkungan sekitar, dengan prinsip dari jemaah oleh jemaah untuk Pekanbaru.
- Rule Model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW), dalam program ini pemberdayaan dilakukan secara mandiri oleh masyarakat berbasis lingkungan Rukun Warga (RW), masyarakat melalui LPM-RW (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat-RW) membuat perencanaan kegiatan pemberdayaan sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada di lingkungan dan masyarakat RW, kemudian melaksanaan perencanaan tersebut secara mandiri melalui pembinaan yang dilakukan tim pemberdayaan yang terdiri dari unsur OPD, kecamatan, kelurahan dan konsultan pendamping. Program pemberdayaan PMBRW dilaksanakan dengan prinsip tridaya yaitu pemberdayaan ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk tahap awal, pemerintah memberikan bantuan berupa insentif sebesar 50 juta per RW, dan kemudian dari pemberdayaan ini akan lahir enterpreneur baru atau UMKM melalui koperasi RW, sehingga untuk selanjutnya koperasi ini bisa tumbuh mandiri dan mampu membuka lapangan kerja untuk warga sekitarnya.
- Rule Model Kartu Smart Madani, kartu cerdas dengan konsep satu kartu untuk semua urusan. Kartu smart madani merupakan salah satu inovasi dalam pelayanan publik yang memiliki 3 misi utama yaitu: mendorong budaya menabung, penggunaan uang elektronik dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Kartu smart madani merupakan instrumen perbankan yang berfungsi sebagai ATM, uang elektronik, dompet elektronik dan berisi data NIK yang terkoneksi dengan data kependudukan. Melalui kartu ini pelayanan bisa lebih cepat karena kartu ini dapat berfungsi sebagai identitas yang terkoneksi dengan data kependudukan, disamping sebagai uang elektronik yang bisa dipakai untuk transaksasi pembayaran.
Saat ini Pekanbaru, sudah menjadi referensi dan perhatian pemerintahan nasional, yang paling diharapkan saat ini dan kedepan adalah dukungan, partisipasi serta kepercayaan dan keikutsertaan masyarakat luas dalam mensuksekan program pembangunan di Kota ini, baik dalam urusan kesehatan, pendidikan, lingkungan, keagamaan, dan ekonomi kerakyatan.
Wali kota Pekanbaru, Dr. H. Firdaus, ST, MT, ketika diminta tanggapannya tentang status dan reputasi Kota Pekanbaru dalam 10 Tahun terakhir ini ia mengaku merasa sangat bersyukur, kerja keras pemerintah Kota bersama seluruh elemen masyarakat mendapat nilai tersendiri di pemerintahan nasional.
“Ini hasil kinerja dan kerja keras pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat Kota Pekanbaru dalam membangun dan menjaga Ibukota Kota Provinsi Riau ini, untuk mewujudkan Pekanbaru Smart City Madani, semoga kedepan, persoalan lingkungan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan sosial budaya, serta ekomoni masyarakat semakin membaik di Kota Pekanbaru khususnya. Aamiin Yaa Robbal’aalamiin,” harap wali kota.
(rel/son)