JAKARTA -- Usai penetapan hasil Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum, muncul pertanyaan bagaimana bentuk ideal rekonsiliasi dari pihak pemerintah dengan oposisi.
Dalam keterangan pers kepada awak media di Bina Graha, Jum’at (5/7/2019), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa isu ini sebaiknya tidak usah dibesar-besarkan, karena saat ini keadaan bangsa Indonesia setelah pengumuman penetapan Pilpres oleh KPU sudah kembali normal.
“Semua sudah berjalan normal. Jangan terjebak di situ terus. Bangsa ini memiliki tantangan yang lebih besar, bukan hanya politik. Ini hanya suatu peristiwa politik yang kita hadapi dari tahun ke tahun,” kata Moeldoko.
Panglima TNI 2013-2015 itu menekankan, bangsa Indonesia memiliki tantangan yang lebih besar, bukan hanya persoalan politik.
"Nanti kita semuanya hanya terjebak di situ kita menjadi enggak maju-maju," ucapnya.
Karena itu, Moeldoko meminta kepada semua pihak untuk tak membesar-besarkan masalah rekonsiliasi ini. Ia khawatir nantinya akan terjebak dalam rekonsiliasi yang hanya memikirkan negosiasi politik dan kepentingan kelompok tertentu.
“Saya khawatir rekonsiliasi hanya membahas negosiasi, hanya kepentingan kelompok tertentu. Ini negara lho, memikirkan negara jangan terjebak antara satu elite ke elite, jangan terjebak satu kelompok ke kelompok,” katanya.
“Jangan terjebak hanya memikirkan 'gua dapat apa, gua dapat apa', tapi kita harus bicara negara,” imbuh Moeldoko.
Mantan Wakil Gubernur Lemhanas itu juga menggarisbawahi, untuk masalah kepentingan bangsa dan negara secara luas, segala sesuatu perlu pemikiran yang panjang dan hati-hati.
“Sepanjang itu untuk kepentingan negara atau national interest, kita harus berpikir lebih panjang. Kita tidak boleh terjebak dalam pikiran pragmatis yang nantinya akan menganggu sistem,” katanya.
Menurut Moeldoko, untuk membangun Indonesia tidak cukup di tangan satu atau dua kelompok. Karena itu, pidato Presiden Jokowi pada penetapan hasil Pilpres 2019 di KPU pada 30 Mei 2019 lalu sudah jelas, mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia.
"Pak Presiden mengatakan, siapa pun ayo bergabung. Disebut secara nyata Pak Prabowo-Sandi dan seterusnya ini sudah cukup sudah sebuah statement yang perlu dipahami. Nggak perlu lagi kita mendorong kanan-kiri, karena ini sebuah statement yang nyata dari seorang presiden, dari seorang Pak Jokowi,” pungkasnya.
Sumber: Kantor Staf Presiden
Related Posts
Makin Berisi, Makin Merunduk
07 Apr 2025undefinedOleh: Drs. Mochamad Taufik, M.Pd#menulis30esai&opini-edisi ke 21DALAM budaya Nusantara, kita men...Read more »
Tempat Paling Sepi
07 Apr 2025undefinedOleh Gunawan TrihantoroTEMPAT paling sepi di muka bumi di Indonesia adalah: kuburan, kamar mayat, da...Read more »
Wartawan Tewas di Hotel Kawasan Jakarta Barat Diduga Korban Pembunuhan
05 Apr 2025undefinedJAKARTA -- Kuasa hukum wartawan media online Situr Wijaya, Rogate Oktoberius Halawa mengatakan klien...Read more »
Wartawan Asal Palu Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Kawasan Jakarta Barat
05 Apr 2025undefinedJAKARTA -- Situr Wijaya (33), wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan tewas seorang diri di k...Read more »
Penghapusan Kewenangan Kejaksaan Usut Korupsi Rusak Reputasi Pemerintahan Prabowo
05 Apr 2025undefinedJAKARTA -- Jika kewenangan Kejaksaan dalam mengusut kasus korupsi dihapuskan, maka akan menjadi titi...Read more »